Adaptasi Lansia Pada Zaman Serba Digital

Hidup serba mudah di zaman teknologi memang sudah bukan hal yang istimewa lagi. Slogan yang mengibaratkan hidup kini sudah ada dalam genggaman juga tidak menjadi sesuatu yang luar biasa. Sebab memang semua itu kini bisa dikendalikan melalui telepon pintar di tangan, Mulai darimengirim uang ke rekening lain tanpa perlu ke bank sampai mendatangkan makanan tanpa perlu memesan langsung ke restoran.
Saat kemudian Pandemi Covid-19 datang, kehidupan menjadi lebih mudah dan menyenangkan dengan adanya teknologi. Terbayang jika selama pembatasan kegiatan komunikasi hanya bisa mendengar suara orang tersayang melalui gawai, tentu rindu semakin meradang.
Bersyukur kini menelepon bisa sambil menatap wajah dan melihat tingkah polah cucu lewat gawai atau layar computer yang lebih besar, ketika Kakek dan Nenek harus menjaga jarak karena usianya yang rentan terpapar atau mungkin akibat kondisi kesehatannya yang menurun sehingga terpisah ruang dan jarak menjadi pilihan berat.
Kesetaraan Digital untuk Semua Usia
Pembelajaran jarak jauh bagi siswa sekolah juga “memaksa” siswa sejak usia Taman Kanak-kanak beradaptasi dengan teknologi. Menatap layar telepon pintar atau komputer, untuk belajar bersama guru dan teman lain secara online.
Bukan hanya dunia pendidikan, dunia hiburan tak kalah ramainya dengan layanan online. Dari mulai bioskop sampai toko, semua bisa diakses lewat jaringan internet. Bahkan penggunaan sistem barcode (kode batang/kode qr) sudah menjadi pemandangan biasa. Orang bisa membayar apa yang mereka beli hanya memindai (Scan) barcode tanpa harus mengeluarkan uang tunai. Saat pandemi sangat berguna, karena jadi minimal bersentuhan dengan uang yang disinyalir banyak mengandung bakteri dan sebagainya.
Paling baru adalah penggunaan aplikasi Peduli Lindungi yang diluncurkan pemerintah. Saat memasuki suatu tempat, misalnya pusat perbelanjaan, semua harus memindai barcode sebagai syarat masuk.
Pada salah satu rumah sakit tipe B di Kota Bekasi, juga menerapkan siapapun yang masuk untuk memindai barcode di pintu masuk. Saat itu ada seorang Lansia dengan suara keras protes, merasa dipersulit hanya untuk berobat. Petugas yang sigap langsung menenangkan Lansia tersebut dan membantu mendata secara manual pada komputer yang sudah disiapkan.
Keributan kecil itu menjadi gambaran nyata bahwa tidak semua layanan masyarakat akan menjadi mudah dengan yang katanya hanya tinggal scan barcode. Terutama jika diterapkan pada Lansia yang notabene sedang menjalani rawat jalan, seperti kasus tadi. Tapi sistem teknologi tidak bisa ditawar, maka sudah pasti kedepannya, Lansialah yang harus beradaptasi dengan teknologi.
Kaum muda sebagai pendamping Lansia adalah “Pahlawannya” yang membantu Lansia menjalani kehidupan, berdampingan dengan teknologi.
Sepatutnya memang kaum potensial, generasi milenial yang membantu Lansia sebagai generasi yang melek teknologi. Tidak kemudian meninggalkan Lansia dengan alasan sudah bukan zamannya.
Hal itu juga yang menjadi perhatian dunia, sehingga penyelenggaraan peringatan Hari lansia Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober, pada tahun 2021 mengangkat tema “Kesetaraan Digital untuk Semua Usia” sebagai pemicu kesadaran semua, bahwa Lansia menjadi bagian dari perkembangan teknologi.
Lansia hidup bersama generasi milenial yang paham teknologi, sebuah harmoni yang menjadi tantangan semua pihak untuk tidak melupakan Lansia dalam setiap teknologi yang diciptakan dan diperbaruinya.
Teknologi Menjadikan Semua Lebih Mudah dan Murah
Dulu, mungkin akan susah mendapatkan pertolongan cepat dari seorang dokter karena harus bertemu di Pusat Pelayanan Kesehatan. Tapi sekarang, seketika sakit datang, bisa dengan tenang berkonsultasi dengan dokter lewat online. Obat yang dibutuhkan pun kemudian bisa datang segera untuk diminum.
Dulu, mungkin harus mengantri lama saat ingin berobat. Kini pasien bisa mendaftar online, sehingga tidak terlalu lama menunggu di rumah sakit. Karena sistem sudah mengatur kedatangan pasien dengan efisien.
Banyak lagi kemudahan yang bisa dirasakan dengan teknologi, karena kadang harga yang ditawarkan akan lebih murah jika menggunakan transaksi online. Bukan hanya perkara beli minuman, sampai saat akan cek labolatorium di salah satu pengelola jasa laboratorium terbesar di Indonesia, Layanan online untuk pendaftaran membuat menjadi lebih cepat dan mudah.

Kaum muda dibutuhkan dalam mendampingi Lansia menggunakan teknologi.
Artinya, sampai pada hal yang bersentuhan dekat dengan lansia, rumah sakit dan tempat cek laboratorium juga sudah memanfaatkan teknologi secara masif. Solusinya adalah pendampingan. Jika setiap Lansia mendapat pendampingan dari keluarga dengan tepat, termasuk berkaitan tentang daftar mendaftar secara online, semua akan lebih cepat dan mudah dan terkadang menjadi murah dengan tawaran potongan harga.
Apa yang sering diungkapkan DR.dr. Trihono, M.Sc (Kepala Badan Litbang Kes 2011-2014, Konsultan Senior Kemenkes dan Pendiri/Pemimpin Umum Kanal-Kesehatan.com) dan yang selalu disampaiakan di setiap webinar. Bahwa kaum muda sangat dibutuhkan untuk membantu tercapainya banyak program, karena yang selalu pegang gawai adalah anak muda dan infromasi telah disebarkan secara masif dan mudah diakses lewat gawai. Jadi informasi lebih cepat sampai ke anak muda. Tugas mereka menyampaikan pada Lansia.
Generasi Pendamping Lansia

Ajari Lansia menggunakan aplikasi yang mudah dan sangat membantu mereka berkomunikasi.
Generasi yang mendampingi Lansia khususnya dalam membantu Lansia memahami teknologi, adalah generasi yang luar biasa. Karena mereka mampu menjadi penghubung dua zaman. Di Jepang, ada seorang Pengusaha yang bergerak di teknologi robotika, bernama Yoshiyuki Sankai yang berhati mulia dengan memproduksi sebuah robot bagi Lansia, “Robot ini dipasangkan di salah satu atau kedua kaki untuk membantu pergerakan. Bisa dikatakan, robot ciptaan Sankai diperuntukan bagi masyarakat lansia atau penderita penyakit stroke dan sclerosis,” dikutip dari www.cnnindonesia.com
Tentu tak kalah mulianya sekadar mengajarkan menggunakan telepon pintar pada Lansia, untuk dapat mereka gunakan berkomunkasi dan bercengkrama dengan anak cucu tercinta. Berikut ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berinteraksi dengan Lansia saat mendampingi mereka memahami teknologi.
- Suasana yang Menyenangkan. Ciptakan suasana yang menyenangkan, agar Lansia juga punya keinginan untuk belajar. Ajak jauhkan pikiran bahwa orang tua tak pantas gaya-gaya. Jangan bilang mereka sudah ketinggalan zaman.
- Mulai dari yang Sederhana. Belajar dari mengguankan alat komunikasi terlebih dulu. Cara membuka whatsapp misalnya, menyimpan nomor baru sampai ke penggunaan fitur Video Call. Jika sudah lihai, ajak ikut kegiatan Webinar. Beri petunjuk apa saja yang harus di klik sampai bisa masuk dalam ruangan zoom meeting. Dan seterusnya bertahap dan ajak mereka menemukan asyiknya menggunakan teknologi.
- Belajar Sambil Melakukan. Ingat, jangan mengajarkan dengan hanya membayangkan. Langsung saja praktikkan. Karena metode pembelajaran learning by doing sudah paling tepat.
- Telaten. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Sabar dan Teliti dalam mengerjakan sesuatu. Jadi telaten adalah kunci. Jangan patah semangat untuk mengulang-ulang dalam mengajarkan.
dasuciana