Begini Sebaiknya (Lansia) Menjaga Kualitas Hidup

Pada Akhirnya Seluruh Sistem Dan Fungsi Akan Menurun Alami Sebelum Berhenti... Kita Harus Belajar Lagi Menjadi Manager Mandiri Mengatur Gaya Hidup Menata Pola Hidup Menjaga Keseimbangan... Lebih Disiplin Lebih Penyabar Lebih Pengasih Lebih Arif Dan Bijaksana (Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, MBA, M.Kes)
Bahagia dengan Berkelana
Berkelana (Kamus KBBI : Pergi Kemana-mana) adalah kegiatan yang menyenangkan, hingga berkelana atau istilah populernya traveling menjadi satu kegiatan yang disukai banyak orang termasuk orang yang sudah lanjut usia (Lansia).
Betapa tidak digemari, jika berkelana adalah salah satu cara untuk mendapatkan senyawa kebahagiaan yang dibutuhkan manusia. Jika dalam berkelana kita mendapatkan asupan hormon Dopamine saat memakan makanan enak di tempat yang kita kunjungi, mandi air hangat dan beristirahat yang nyaman dan cukup di tempat tersebut.
Juga hormon Oxytocin bisa berbagi cerita dan berbagi kebahagiaan dengan penduduk daerah yang kita kunjungi. Termasuk mendapat hormon Endhorhine saat melakukan olahraga seperti berjalan mengelilingi daerah yang kita kunjungi bahkan saat naik gunung dan tertawa bersama, serta hormone Serotonin saat terpapar sinar matahari langsung dan menikmati keindahan alam.
Sungguh paket yang lengkap terrangkum dalam kegiatan tersebut. Saat pandemi Covid-19 ini memang tidak mudah berkelana, tapi tetap saja bisa kita lakukan meski dengan cara yang sedikit berbeda.
Yakni dengan berkelana dalam dunia maya yang menjadi salah satu solusinya, seperti mengikuti webinar yang membahas sesuatu yang kita butuhkan dan gemari. “Saya sudah 72 tahun lho, tapi ya jadi host zoom meski gak terlalu jago” cerita seorang ibu, sejurusan dengan Ibu Emma Hardjono (69 tahun) yang sejak satu tahun lalu menggunakan aplikasi pertemuan online untuk terus memberikan tauziyah pada majelis taklim yang dibina olehnya.
Bukti nyata bahwa teknologi dan dunia maya mampu membantu kita tetap aktif di masa pandemi dengan segala kebiasaan barunya. Bertemu orang baru dengan suasana baru memang mampu menciptakan kebahagiaan. Dengan berkelana kita akan banyak mendapat banyak manfaat termasuk dalam mendapatlan senyawa kebahagiaan.
Berkelana ke Desa Ogimi, Okinawa, Jepang
Menyemarakkan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang dilaksanakan pada 23 Juli sampai denagn 8 Agustus 2021. Seru juga jika kita mengenal salah satu desa unik di Jepang yang dihuni para Lansia dan sering dikunjungi wisatawan dan juga wartawan. Terletak di daerah pedesaan bagian utara Pulau Okinawa, desa tersebut dikenal dengan Desa Ogimi.
Percaya atau tidak, penduduk desa tersebut memang memiliki penduduk yang usianya mencapai 100 tahun dengan kondisi sehat terkendali. Bukan saja karena anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa tapi juga banyak hal yang dapat kita pelajari dari mereka, salah satunya pola hidup sehat. Sampai–sampai Okinawa juga dijuluki sebagai “Land of Immortals” (Negeri Orang Berumur Panjang) mengingat dari banyak data dan penelitian juga menyebutkan angka harapan hidup penduduknya juga tinggi. Seperti yang dilansir Whasington Post pada 2001, rata –rata harapan hidup penduduk Okinawa tertinggi di dunia, yakni 81,2 tahun.
Webinar Spesial Tentang Lansia
Ya karena berkelana saat pandemi apalagi pemberlakuan PPKM (pemberlakuan Pembatasa Kegiatan Masyarakat) di beberapa daerah di Indonesia menjadi sulit diwujudkan, ada alternatif lain yang tak kalah menghiburnya, apalagi kalau bukan Web Seminar alias Webinar. Kali ini Pengurus Besar Ikatan Istri Dokter Indonesia (PB IIDI) pada 25 Juli 2021 menggelar Webinar Seri Pertama dengan tema “Menjadi Lansia Tangguh dan Smart” suatu tema yang agak langka dibahas dalam webinar yang mayoriats berbicara seputar Pandemi Covid-19.
Hal itu diakui oleh Drg. Kartini Rustandi, M.Kes selaku PLT Dirjen Kesmas Kemenkes RI yang turut hadir sebagai pembicara kunci. “Tema Lansia ini juga sangat penting dan menarik karena kebanyakan yang dibahas tentang Ibu dan Anak,” ujarnya. Drg Kartini kemudian berkisah bahwa setiap hari libur adalah waktu bagi dirinya mengurus kedua orang tuanya yang sudah Lansia, seperti mengecek kesehatannya dan lain-lain. Hingga dengan demikian Drg Kartini mengimbau agar tetap dapat berkarya dan beraktivitas, setiap kita dapat mempersiapkan masa tua dengan baik, “Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi sehat di masa tua itu perlu dilakukan usaha atau harus kita pilih. Orang yang sehat di masa muda tentunya akan menjadi orang yang sehat dimasa tua,” tegas beliau.
Acara dibuka dengan diawali Sambutan dari Ketua PB IIDI Dr. Murdiati Umbas, setelah Pembicara Kunci, Webinar dilanjutkan dengan pemaparan Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, MBA, M.Kes sebagai pengantar dengan Membuka Wacana berkaitan dengan Lansia. Salah satu puisi karya beliau penulis hadirkan di awal artikel.
Webinar ini menghadirkan tiga narasumber, yakni DR. Sudibyo Alimoeso, MA (Ketua Umum IPADI), Dr. Nina KS, Sp.PD, K-Ger, MPH (Direktur RSK Dharmais), dan Dr. Erna. Muliati, M.Sc, CMFM (Direktur Kesga Kemenkes RI)
Webinar tersebut dipandu dengan moderator DR. Haslinda Daulay, SE, Si. Webinar yang diikuti lebihd ari 300 peserta tersebut juga didukung oleh kanal-kesehatan.com
Tiga Penentu Kualitas Hidup

DR. Dr. Nina KS, Sp.PD, K-Ger, MPH Foto : Dok. Pribadi
Pada kesempatan webinar itu, DR. Dr. Nina KS, Sp.PD, K-Ger, MPH selaku Direktur RS Kanker Dharmais, Jakarta juga menyampaikan pandangannya tentang menjaga kualitas hidup sebagai manusia berkaitan dengan kesehatan.
“Ada sebuah desa yang penduduknya angka penyakit jantung, strokenya terendah di dunia, dan setelah diteliti mereka makan makanan rendah kalori, tinggi karbohidrat kompleks, makan dari bahan alami dan kebiasaan berolahraga, mereka memiliki prinsip hara hachi bu yaitu makan hingga 80% kenyang” ungkap Dr Nina menggambarkan kondisi kesehatan penduduk Desa Ogimi, Okinawa, Jepang.
Dr Nina juga menyampaikan bahwa ada 3 penentu kualitas hidup yang sangat baik jika diterapkan. yakni, “Ada tiga penentu kualitas hidup seseorang, yang pertama kita ditentukan dari apa yang kita makan, kita ditentukan dengan apa yang kita lakukan dan kita ditentukan dengan bagaimana cara berfikir kita,”
Lebih rinci Dr Nina menjabarkan sebagai berikut :
We Are What We Eat (Kita ditentukan dari apa yang kita makan)
-
- Makanan yang seimbang, lengkap, dan segar (menerapkan rumus ISI PIRINGKU)
- Hindari semua faktor risiko
- Rokok, alkohol, kebanyakan lemak, kebanyakan garam, gula
- Pengawet
Makanan untuk Kesehatan Otak
-
- Makanan kaya protein untuk memproduksi beta endorfin: asam amino tirosin (putih telur, produk kedelai, ikan, kacang-kacangan), untuk memproduksi enzim superoksid dismutase (SOD) yang menetralkan oksigen aktif.
- Makanan yang menghindari penyumbatan pembuluh darah dengan meng hindari gorengan, pilih makanan rendah kalori.
- Makanan yang menetralkan oksigen aktif kaya antioksidan: vitamin A, C, E, teh hijau dan wijen, sayuran hijau kuning, makanan laut.
We are What We Do (Cara Menggerakkan Tubuh/Olah Tubuh)
-
- There is no emotion without motion.
- Act like you want to be and you’ll soon be like you act. (Jika kita ingin percaya diri, bersikap dan ambilah posisi atau sikap percaya diri pada layaknya.
- Cara menggerakkan tubuh akan menentukan fisiologi tubuh yang akan menentuakan suasana hati jadi rahasia kita untuk selalu memiliki suasana hati yang baik.
- Berbuatlah ‘seolah-olah’ (Misalnya sedang sedih, buatlah diri kita seolah-olah bersemangat maka dengan sendirinya akan tumbuh suasana hati yang lebih baik lagi)
- Kerjakan hobby anda
- Mencintai pekerjaan & melihat makna hidup di dalam pekerjaan tersebut penuh semangat banyak hormon kebahagiaan dilepaskan.
- Olah raga Rutin
Pilih olah raga yang membuat kita bernapas dalam dan membangun tubuh dalam daya tahan, kelenturan, dan kekuatan.
Jangan biarkan dua hari berlalu tanpa olah raga.
-
- Postur Tubuh Tegak
Bertekad lah untuk selalu bersikap tegak tinggi ketika duduk, berdiri, atau berjalan.
Terbukti membuat orang lebih sehat, bugar, bergairah, optimis dan percaya diri.
-
- Bernafas dengan efektif
Sel-sel tubuh sangat tergantung pada sistem limfe untuk membuang zat toksik besar dan kelebihan cairan. Tiap sel dikelilingi oleh limfe 4 x darah. Pompa sistem limfe: bernapas dalam dan Olahraga. Lakukan 10 napas efektif 3 kali sehari dg perbandingan berikut :
Tarik : Tahan : Hembuskan = 1 : 4 : 2
We Are What We Think (Kita adalah apa yang kita Pikirkan)
Cara Berpikir akan menentukan Fokus kita
”Nenek moyang setiap tindakan adalah pikiran”
(Ralph Waldo Emerson)
Rumus E + R =O
E = Event (Kejadian)
R= Response (Pola pikir, Sikap & Tindakan Kita Dalam Menghadapi Kejadian tersebut)
O= Outcome (Hasil Yg Akan Kita Peroleh)
Penyebab utama pembentukan oksigen aktif atau radikal bebas adalah stres & semua pikiran negatif merupakan sumber stres.
Berikut kata-kata positif yang disampaikan DR. Dr. Nina KS, Sp.PD, K-Ger, MPH dan bisa dikembangkan sesuai kebutuhan guna mengelola stres. Silakan terapkan dalam kehidupan.
- dasuciana