Kisah Keluarga yang Terpapar Covid-19

Kisah Keluarga yang Terpapar Covid-19
(Bagian 1)
Bawa Koper, Seperti Mau “Liburan”
Penulis : Dina Dasucianawati
Sejak Senin (8/2) hingga Selasa (9/2) jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dari data Satgas Covid-19 menunjukkan kenaikan sebesar 8.700. Artinya masih ada dan bahkan banyak orang yang terus terpapar Virus Corona.
Salah satu jumlah terbanyaknya berada pada kasus dalam klaster keluarga. Seperti yang diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia pada Antara, Senin (8/2) “Sebanyak 612 klaster keluarga dengan 1.643 kasus positif teridentifikasi pasca libur Nataru (data 3-31 Januari), yang mayoritas berasal dari Jabar, Jateng, Jatim, DIY, dan Banten,”
Proses penularan virus oleh seseorang yang dapat menularkan virus corona yang tanpa disadari seperti itu memang menjadi permasalahan. Karena pembawa virus tidak merasakan gejala sakit.
Hal itu dapat terjadi karena pembawa virus tadi memang mengalami kondisi asimptomatik yang dikenal dengan Orang Tanpa Gejala atau bahkan saat itu kondisinya masih pre-simptomatik alias belum muncul gejala apa-apa.

Sumber : Instagram @pandemictalks
Setelah banyak melakukan kontak erat terutama pada keluarga yang dirasa aman, menjadi awal kisah sekeluarga bersamaan terpapar virus corona dan menjadi klaster keluarga.
Seperti info grafis yang disampaikan @pandemictalks berikut yang menggambarkan fase masa inkubasi pasien terinfeksi Covid-19 yang sering kali tidak sadar telah tertular, namun justru dialah yang berpotensi menularkan pada orang terdekat dan dilingkunganya.
Inilah kisah para keluarga yang berjuang bersama melawan virus corona. Kisah mereka yang sering disebut-sebut sebagai “Klaster Keluarga”
Ibunya Berpulang Karena Covid-19
“Aku ketemu mama pas malam tahun baru di rumah Bude, aku ngeliat mama kayak nahan sakit gitu dan gak gabung sama yang lain hanya dikamar aja,” ujar Yosi Puspita (29 th) mengawali ceritanya. Karena khawatir Yosi meminta Mamanya (Sari 55 th) untuk berobat namun karena belum muncul gejala khas covid-19 Mamanya tidak melakukan test Swab PCR.

Proses pemindahan Dani (59 th) dari RS di Bogor ke RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto : Dok. Pribadi
Beberapa hari kemudian kembali periksa ke dokter dan kali ini gejala sudah muncul seperti sakit pada lambung, sesak nafas, pusing, nyeri otot dan lemas. Sesampai di rumah sakit dan menjalankan Test Swab PCR serta pemeriksaan kondisi kesehatan lainnya, didapati hasil rontgen paru sudah mengalami pneumonia berat, gula darah sewaktu 400 mg/dl dengan hasil terkonfirmasi positif Covid-19.
Pada saat itu ruang isolasi di semua rumah sakit di Jakarta penuh. Akhirnya pasien mendapat ruang isolasi di sebuah rumah sakit di Bogor, Jawa Barat. Dari test semua anggota keluarga yang bertemu saat tahun baru negatif Covid-19. Tapi tidak dengan Dani (59 th) sang suami yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian karena memiliki kondisi komorbid, Dani juga dirawat pada ruang isolasi rumah sakit yang sama di Bogor.
Tak sampai seminggu mendapat perawatan, Sari kemudian meninggal dunia pada (13/1), “Jadi tuh ternyata mama sebelum tahun baru ada acara di Bogor dan nginep. Sekamar dengan teman yang belakangan diketahui positif Covid-19 juga” ungkap Yosi. Kini beserta Kintan (22 th) adiknya. Mereka berdua fokus untuk kesembuhan Papanya yang kemudian dipindahkan perawatan intensifnya ke rs dekat rumah mereka yakni di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Panik dan Bingung, Tapi Seperti Mau “Liburan”
Kondisi rumah yang tidak memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri membuat keluarga ini bingung menentukan tindakan selanjutnya. Sebenarnya sudah sejak gejala Covid-19 bermunculan satu persatu, Fadli (42 th) sudah kebingungan, Pasalnya jika benar apa yang ia rasakan adalah gejala Covid-19 ia takut menularkan pada keluarganya. Terlebih tetangganya ada beberapa lansia dan memiliki komorbid.

Sumber : Instagram @dokterdecsa
Meski ingin isolasi mandiri di rumah sesuai arahan WHO dan Kemenkes pasien bergejala ringan sebaiknya isolasi mandiri di rumah dengan tetap memantau kesehatan dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan. Seperti info grafis yang disampaikan Dr. Decsa Medika H, SpPD di akun Instagram @dokterdecsa berikut.
Karena sang istri juga mengaku tidak bisa mencium apa-apa padahal aroma masakan yang sedang dimasak sudah sampai memenuhi rumah. Akhirnya mereka sekeluarga test Swab PCR dan terkonfirmasi positif Covid-19.
Fadli segera berkoordinasi dengan Tim Satgas Covid-19 di kantornya hanya 4 jam setelah hasil Swab keluar, mereka sekeluarga dijemput dengan ambulance dan diantar ke RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran.

Melakukan Test SWAB PCR adalah sebuah kesadaran dan tanggungjawab untuk memastikan kondisi kesehatan, dalam rangka memutus penyebaran Covid-19. Foto : Dok Pribadi
“Wah bingung, harus gimana pas tau sekeluarga positif covid semua, tapi kebetulan sudah pernah ada teman yang karantina di wisma atlet, jadi dikasih tau apa aja yang harus dibawa, Sampai bawa koper kayak mau liburan aja, karena pas banget akhir tahun kita kenanya,” ungkap Fadli yang masuk karantina sejak 30 Desember 2020 sampai 16 Januari 2021 bersama istri dan kedua anaknya,
Ada juga kisah Ella (40 Tahun) yang terkonfirmasi positif covid 19 bersama suami dan kedua anaknya. Ella yang seorang ibu rumah tangga dan berbisnis online dari rumah tak menyangka dirinya dan keluarga akan terkena virus corona juga.
Awalnya sang suami yang bekerja disebuah Bank BUMN di Kota Blitar, Jawa Tengah mengalami sakit gejala khas Covid-19 namun masih berpikir positif karena memang cuaca sedang hujan dan hanya mengalami flu biasa. Meski rekan kerjanya sudah ada beberapa yang positif Covid-19.
Namun saat suatu pagi anak dan istrinya mengeluh tidak enak badan dan kehilangan kemampuan indera penciuman, mereka semakin yakin telah terpapar virus corona , dan akhirnya memang benar hasil Test PCR Swabnya pun keluar dengan keterangan “Positif” sekeluarga.
“Awalnya panik karena anak saya ada yang asma, Selanjutnya dijalani dengan ikhlas meski berbeda dari biasanya, di rumah jadi jaga jarak dan selalu pakai masker,” ungkap Ella menceritakan kecemasannya. Namun mengaku banyak hikmah yang didapat dengan keadaannya tersebut.
Gejala Covid-19

Sumber : Instagram @dokterdecsa
Berikut 3 Gejala Covid-19. Jika mengalami kondisi seperti ini, segeralah menghubungi tenaga kesehatan. Jangan tunggu semua anggota keluarga yang dicintai ikut terpapar virus corona.
Gejala Ringan
Sakit ringan tanpa komplikasi.
- Demam.
- Batuk.
- Nyeri tenggorokan.
- Gangguan penciuman.
- Lemas, Letih
- Nyeri kepala
- Nyeri otot
Gejala Sedang
Sakit dengan Komplikasi
- Ditandai dengan Infeksi Paru (Pneunomia Ringan) seperti Demam, Batuk, Sesak.
Gejala Berat
Sakit dengan komplikasi berat
- Ditandai dengan Infeksi Paru berat (Pneunomia berat).
- Jika ada gejala sedang ditanda tambah seperti ini frekuensi nafas >30x/menit, Sesak nafas Berat, Atau saturasi oksigen <90% pada udara kamar.
Dina Dasucianawati