Waspada, Obesitas Mengintai Di Balik Waktu Luang

Kampanye #dirumahaja untuk memutus penyebaran Virus Corona-19 nyatanya tidak berlangsung sebentar, sejak disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato resmi kenegaraan pada 15 Maret 2020, sudah terhitung sebulan lebih anak-anak belajar di rumah dan karyawan bekerja di rumah.
Kondisi belum memungkinkan untuk kembali beraktivitas seperti sedia kala, terlebih di beberapa daerah diberlalukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang semakin membatasi ruang berkegiatan.
Lalu? Apa kegiatan #dirumahaja berdampak tidak baik? Jawabannya tergantung pilihan. Memanfaatkan waktu di rumah saja dengan sebaik mungkin tidak akan menjadi sia-sia pastinya. Kecuali, yang hanya memaknai kegiatan di rumah saja dengan tidak melakukan kegiatan fisik dan hanya memperbanyak makan karena punya banyak waktu luang untuk selalu mengunyah.
Najib Hergantara, pesinetron yang menguasai beladiri Jiu Jitsu ini, mengaku mendapat banyak manfaat dengan adanya arahan #dirumahaja, “Pola tidur jadi teratur, jadi suka baca buku,” ungkapnya.
Tapi kalau memanfaatkan waktu luangnya tidak seimbang, bisa masuk kategori obesitas lho, menurut WHO (2000) Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
JIka merasa kurang kegiatan fisik selama #dirumahaja segeralah ubah jadwal kegiatan, agar tidak muncul kondisi kesehatan yang kurang baik lainnya selepas pandemi Covid-19 ini.
“Punya waktu luang itu adalah saat yang pas untuk lebih mengenal diri sendiri, bisa atur pola makan” imbuh pemilik akun Instagram @najib-hergantara ini serius. Nah bener tuh, jadi paham kan sama tubuh sendiri, paham akan kebutuhan nutrisi dan sebagainya.
“Hindari konsumsi glukosa berlebih, tentukan jam ngemil dalam sehari, terus pastinya olahraga dan harus punya target goal, contoh aja latihan kardio 5 menit untuk nurunin massa lemak pada tubuh,” jelas Najib.
Masih cari alasan untuk tidak berolahraga, karena tidak tau gerakannya? Yah sudah gak jaman. Karena sekarang ini banyak tutorial workout atau panduan latihan berolahraga di sosial media bahkan bisa berbayar dan punya personal triner alias pelatih pribadi secara online. Seperti program yang sedang digagas sebuah pusat kebugaran fisik yang membuat program virtuFit yang menyemangati semua untuk lebih sehat dengan virtual coaching. Jadi bakal dipandu untuk berolah raga lewat online. Seru kan? Kegiatan #dirumahaja bakal tambah manfaat kalua begini.
Tapi mengapa masih banyak yang belum paham untuk menjaga indeks massa tubuh? Padahal seringkali diberitakan, obesitas itu berbahaya seperti pernah kami tulis di Musim Hujan, Waspada Indeks Massa Tubuh Menjadi 27 Alias Obesitas Pilihan memang kembali pada pribadi masing-masing, tapi kalau mau sehat bareng? Yuk mulai dari sekarang!
Penyebab Obesitas
Mengelola aktivitas fisik adalah kunci menjaga agar tidak mengalami obesitas.
Aktivitas sendentary (kurang gerak) adalah salah satu faktor penyebabnya, seperti terlalu lama menonton televise atau HP, main “game”, kerja didepan computer, serta tidak melakukan aktivitas fisik lebih dari 2 jam per hari.
Selain itu, kemudaha teknologi menjadi faktor pemicu lainnya, memilih naik kendaraan dari pada berjalan kaki, memilih lift dari pada naik tangga, memesan makanan lewat aplikasi dari pada memasak. Membuat banyak orang tidak lagi “dipaksa” melakukan aktivitas fisik yang berat.
Faktor yang Mempengaruhi
Selain beberapa hal di atas, ada pula faktor lain yang mempengaruhi, seperti genetik (keturunan), psikologis, ketidakseimbangan hormon, penggunaan obat-obatan tertentu , lingkungan dan gaya hidup.
Bagaimana Mencegah Kondisi Agar Tak Menjadi Obesitas?
Upayakan setiap kali menkonsumsi makanan, terdapat lima unsur kelompok pangan
- Makanan Pokok
- Lauk-pauk
- Sayur
- Buah
- Air Putih
Serta mengkonsumsi makanan dengan takaran yang disarankan dalam program “Isi Piringku” yaitu
- 2/3 dari isi piring berisi makanan pokok
- 1/3 dari isi piring berisi lauk pauk
- 1/3 dari isi piring berisi buah
- 2/3 dari isi piring berisi sayur
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI mengkampanyekan pencegahan Obesitas dengan menyarankan upaya-upaya berikut:
- Memulai MPASI pada bayi setelah usia 6 bulan
- Fikus pada kegiatan makan, tidak makan sambal melakukan kegiatan lain seperti meninton televisi atau HP
- Mebawa bekal untuk ke sekolah atau kantor
- Memperbanyak kegiatan fisik di luar ruang, seperti berkebun, mencuci kendaraan dsb.
(Menyapu menurut data akan membakar 3,90 Kcal/menit)
- Makan makanan berragam dengan sayuran hijau dan buah berwarna
- Tidak merokok dan minum alcohol
- Makan dengan pola “Isi Prirngku”
- Olahraga dengan benar, teratur, dan terukur.
Selamat melanjutkan kegiatan di masa pandemi Covid-19 dan tetap bergerak meski #dirumahaja