Peringatan Hari Kusta Internasional di Tengah Wabah Virus Corona

Perhatian dunia sedang tertuju pada wabah Virus Corona yang mematikan. Badan Kesehatan Dunia WHO menyiarkan data per 25 Januari 2020 dengan menyebutkan terdapat 1.320 kasus terjangkitnya Virus Corona yang terjadi di 10 negara. Namun permasalah Kusta juga belum hilang sepenuhnya, di Indonesia masih tercatat beberapa wilayah masih terjangkit Kusta dengan kasus pada tahun 2017 sebanyak 15.910
Sudah lama tak terdengar, apa kabar penyakit Kusta? Namanya dulu sempat menjadi perhatian, bukan karena penyebaran penyakitnya saja, tapi juga karena Putri Diana pada November 1989 berkunjung ke RS Kusta Sitanala, Tangerang sebagai salah satu agendanya saat berkunjung ke Indonesia.
Princess of Wales tersebut tidak saja menemui penderita Kusta namun juga berjabat tangan dan berbincang meski sudah diperingati bahwa penyakit tersebut dapat menular.
Tindakan Putri Diana tersebut semakin menegaskan bahwa anggapan penyakit Kusta adalah penyakit kutukan dan penderitanya harus asingkan adalah tidak benar.
Seiring berkebangnya penelitian dan pengobatan, penderita Kusta kini semakin berkurang dan tidak lagi berstigma negatif. Di Indonesia, Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah memberikan pengobatan gratis bagi penderitanya.
Di negara-negara Asia, Hari Kusta Internasional (World Leprosy Day) diperingati setiap minggu terakhir di Bulan Januari untuk menghormati jasa-jasa Mahatma Gandhi yang memberikan perhatian khusus bagi penderita Kusta. Minggu terakhir Bulan Januari dipilih bertepatan dengan terbunuhnya beliau dalam sebuah insiden.
Apa itu Kusta?
Nama Kustha didapat dari Bahasa Sansekerta yang berarti kumpulan penyakit kulit.. Bernama lain Lepra dan Morbus Hansen. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bernama Mycobacterium Leprae. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada saraf dan kulit.
Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) Jumlah kasus Kusta pada tahun 2015 adalah sekitar 210.758 yang tercatat paling banyak ditemukan di Asia Tenggara.
Penyakit ini terbilang sudah cukup lama ada, sekitar 2000 tahun sebelum masehi. Kemudian pada tahun 1873 seorang doker bernama Gerhard Armaeur Henrik Hansen yang berasal dari Norwegia, meneliti kuman yang menyebabkan penyakit ini dan hasilnya menyatakan bahwa Kusta disebabkan oleh kuman bernama Mycobacerium Leprae sebagai penyebab utama penyakit Kusta, bukan mitos kutukan dan sebagainya. Sehingga Kusta dikenal juga sebagai penyakit Lepra dan juga Morbus Hansen mengabadikan nama dokter yang meneliti kuman tersebut.
Namun karena stigma yang sudah terlanjur melekat, beberapa negara kemudian mengasingkan penduduknya yang terkena Kusta di sebuah pulau yang jauh dari aktivitas dan jangkauan masyarakat luas. Pulau Bidadari di Kepulaun Seribu salah satunya. Di sana sebelum menjadi lokasi wisata seperti sekarang ini, pernah difungsikan sebagai tempat pengasiangan penderita Kusta. Begitupun sebuah Pulau Spinalonga di Yunani yang juga dijadikan pulau pengasingan bagi penderita Kusta di zamannya. Kini kedua pulau tersebut berubah menjadi lokasi wisata yang paling sering dikunjungi.
Tanda Terkena Kusta
Bercak putih yang mirip panu, berukuran agak besar tersebar di kulit adalah satu tanda yang patut dicurigai. Terkadang bercaknya pun kemerahan dan menyebabkan kesemutan pada anggota tubuh yang berujung tidak berfungsinya anggota tubuh tersebut. Bahkan jika sudah parah akan menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan juga mata.
Bagaimana Kusta Menular
Bakteri Mycobacterium Leprae menular degan cara kontak dengan penderita dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus. Terutama kontak dengan penderita Kusta Basah yang belum mendapat pengobatan.
Tipe-tipe Kusta
Penyakit Kusta terdiri dari dua tipe, yakni Kusta Kering dan Kusta Basah, Kusta Kering umumnya menyerang saraf yang menyebabkan saraf tidak dapat bekerja sempurna. Bercak putih mirip panu tersebut biasanya menyebabkan kelenjar keringat tidak berfungsi sehingga menyebabkan sekitar bercak putih tersebut menjadi bersisik.
Sedangkan Kusta Basah, permukaan kulit yang terkena mycobacterium Leprae cenderung basah dan mengkilap, lebih berbahaya karena dapat menularkan langsung dengan kontak kulit, terlebih kulit yang terbuka karena luka.
Tips Menghindari Kusta
Sistem imun yang buruk adalah pintu gerbang masuknya berbagai penyakit ke dalam tubuh, maka dengan terus meningkatkan kekebalan tubuh, mampu mengurangi risiko terkena Kusta. Selain itu cobalah tiga cara ini berikut ini.
- Makan dengan gizi seimbang
- Olah raga teratur
- Kelola stres
Baca juga https://www.kanal-kesehatan.com/6150-isi-piringku-pedoman-gizi-seimbang-jaman-now
Segera konsultasikan pada dokter Anda jika mencurigai terjangkit penyakit ini. Penanganan yang lebih dini tentu lebih memudahkan untuk proses pengobatan. Jangan jauhi penderita Kusta, damping untuk terus rutin melakukan pengobatan yang juga berlangsung cukup lama, agar Indonesia bebas dari Kusta.
“Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Terhadap Kusta”
Dasuciana