Mengenal Hipokalemia

“Awalnya Saya memang sakit kepala mungkin karena kelelahan bekerja dan tiba-tiba Saya tidak bisa mengangkat tangan saya untuk ganti baju, berjalan ke kamar mandi yang jaraknya sekitar tiga meter dari kamar tidur saja tidak sanggup,” Ungkap Nana (40) salah satu pasien Hipokalemia kepada Kanal-Kesehatan.com, setelah dibawa ke Rumah Sakit dan dilakukan pengecekan kadar elektrolit dalam tubuhnya, ternyata kadar kalium pasien tersebut dibawah angka normal.
Kadang orang awam melihat Hipokalemia tersebut seperti kondisi stroke, karena salah satu gejala awalnya adalah kelumpuhan otot. Bahkan saat kadar kalium dalam tubuh benar-benar berada dalam kondisi yang rendah, dapat menyebabkan kematian, karena otot jantung tidak dapat bekerja dengan semestnya.
Sebenarnya apa Hipokalemia itu? Hipokalemia adalah kondisi kadar kalium dalam tubuh yang lebih rendah dari 3,6 mEq/L darah. Kalium adalah salah satu elektrolit yang berperan penting dalam tubuh. Keberadaannya diibaratkan seperti listrik yang dapat menghidupkan kerja otot tubuh, termasuk otot jantung “Si Pemompa Darah” ke seluruh tubuh manusia. Bersama elektrolit lain seperti Magnesium, Kalsium dan Natrium, Kalium bertugas sebagai potensial aksi dalam tubuh untuk mengatur fungsi otot jantung dan kontraksi otot, menjaga kestabilan garam dan juga pH darah dan pencegah terbentuknya batu ginjal.
Kalium adalah ion yang bermuatan positif yang diperlukan oleh tubuh manusia, kondisi kalium yang normal berada pada berkisar antara 3,6 sampai 5,8 mEq/L Jika kelebihan Kalium juga merupakan kondisi yang tidak baik. Maka menjaga kondisi kalium diangka normal adalah yang terbaik. Bagaimana usaha menjaganya, jagalah dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang dan menu yang berfariasi serta mengkonsumi asupan kalium, seperti alpukat, brokoli dan pisang.
Kondisi Kekurangan Kalium
Kondisi kalium yang tidak terlalu rendah jarang menimbulkan gejala yang langsung terlihat, karena memang biasanya dilakukan dalam rangka tes laboratorium berkaiatan dengan penyakit lain. Misalnya saat diare, biasanya kadar kalium juga akan ikut menurun.
Namun dapat juga mendeteksi kekurangan kalium ini dengan tes laboratorium jika sudah mengalami kelelahan, kelemahan, sembelit, kram otot, atau bahkan irama jantung yang tidak biasa, “Tahun 2011 saya konsultasi ke dokter ahli syaraf karena mengalami kelemahan kaki dan tangan, serta sering lemas. Setelah diperiksa, dokter meyakini syaraf kaki tidak ada masalah dan saya disarankan tes elektrolit, ternyata kalium saya 2,7 mEq/L dan dokter bilang inilah yang menyebabkan saya lemas,” demikian kisah Dede (42)
Maka tidak ada salahnya, jika mengalami kondisi demikian segera konsultasikan kondisi pada Dokter Anda. Terlebih jika kondisi Hipokalemia terjadi berulang. Lebih penting lagi selalu menerapkan pola hidup sehat. Hindari bekerja dengan melakukan kegiatan berlebihan, gunakan waktu untuk beristirahat, seimbangkan dengan olah raga dan makanan bergizi. Upayakan mengkonsumsi makanan dan minuman dari bahan yang segar tanpa pengawet dan pemanis buatan.
– dasuciana