Kemajuan PISPK sampai Juli 2018

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) terus melaju. Gambaran jumlah dan cakupan keluarga yang dikunjungi untuk didata dan diberikan layanan kesehatan melalui kunjungan rumah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Perkembangan jumlah dan cakupan keluarga yang dikunjungi
Dari sisi jumlah memang sudah lumayan banyak, lebih dari 13 juta keluarga telah dilakukan kunjungan rumah dan intervensi awal untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga. Peringkat teratas wajar bila diduduki oleh provinsi dengan penduduk besar yaitu Jateng, Jatim dan Jabar.

Gambar 1. Jumlah keluarga yang dikunjungi menurut provinsi
Namun bila dihitung cakupan keluarga yang dikunjungi, peringkat pertama diduduki oleh Provinsi Sulawesi Barat, disusul oleh Provinsi Riau, Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Peringkat terbawah diduduki berturut-turut Papua, NTT, Papua Barat dan Maluku. Khusus untuk DKI Jakarta, cakupan kunjungan keluarga sudah tinggi, namun karena apilkasi KPLDH (Ketuk Pintu Layani Dengan Hati) yang diterapkan di DKI Jakarta belum bisa link ke aplikasi keluarga sehat, maka cakupan DKI Jakarta masih terlihat rendah. Cakupan kunjungan keluarga selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Cakupan kunjungan keluarga menurut provinsi.
Variasi besarnya cakupan sangat lebar, dari 1,5% sampai 53,9%. Variasi ini akan semakin melebar bila dibandingkan antar kabupaten/kota. Rangkuman tingkat pencapaian kab/kota dalam kunjungan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Jumlah kabupaten/kota dengan cakupan kunjungan keluarga
Ternyata sudah 117 kabupaten/kota yang cakupan kaunjungan keluarga sudah mencapai >30%. Biasanya pada cakupan >30% nilai IKS (Indeks Keluarga Sehat) dan pencapaian 12 indikator keluarga sehat sudah stabil, tidak akan banyak berubah. Oleh karena itu bagi Kab/Kota dengan cakupan kunjungan keluargan >30%, sudah dapat memakai nilai IKS dan cakupan 12 indikator keluarga sehat sebagai data dasar. Dengan demikian 117 kab/kota tersebut telah dapat membuat target yang lebih jelas, berapa pencapaian IKS dan 12 indikator keluarga sehat tersebut, pada tahun depan dan tahun2 selanjutnya. DKI Jakarta telah mencantumkan nilai IKS sebagai salah satu indikator pada Rencana Stragtegis Kesehatan sebagai berikut.
Tabel 3. Target peningkatan IKS (Indeks Keluarga Sehat) DKI Jakarta
Dengan demikian pada akhir tahun 2018 ini DKI Jakarta sduah dapat melakukan evaluasi, apakah target IKS sebesar 0,35 itu tercapai atau tidak. Nanti akan terlihat kab/kota mana yang mencapai target dan mana yang belum serta apa penyebabnya. Dengan demikian sepanjang tahun kita akan dapat melakukan analisis, daerah mana yang bagus program kesmasnya, dan daerah mana yang belum bagus.
Jumlah kab/kota yang mempunyai cakupan kunjungan keluarga >30% menurut provinsi dapat dilihat pada tabel beikut.
Tabel 4. Jumlah kab/kota per provinsi yang cakupan kunjungan keluarganya mencapai >30%
Melihat data di atas ada beberapa yang menarik antara lain:
• Masih ada 7 provinsi yang belum ada satu kab/kota dengan cakupan >30%, termasuk Bali dan DI Yogyakarta. Tidak biasanya kedua provinsi yang dikenal maju ini, tertinggal jauh dari provinsi lainnya. Tampaknya tim Pusat perlu melakukan pendampingan ke bawah, untuk mencari tahu apa gerangan penyebabnya.
• Bagi provinsi yang beberapa kab/kota telah mencapai cakupan kunjungan keluarga >30%, supervisi difokuskan pada intervensi kesehatan masyarakat. Jadi pada kab/kota ini mulai diterapkan intervensi berbasis keluarga, dan intervensi berbasis masyarakat melalui penguatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
• Untuk kab/kota yang masih rendah cakupannya, harus difasilitasi untuk segera mengejar ketertinggalannya.
Nilai IKS Nasional naik sedikit dari 0,161 pada bulan Juni 2018 menjadi 0,162 pada bulan Juli ini. Artinya hanya 16,2% keluarga yang tergolong sehat bila digunakan 12 indikator keluarga sehat sebagai ukurannya. Jadi masih banyak pekerjaan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Rincian nilai Iks menurut provinsi dapat dilihat pada gambar berikut. Peringkat tertinggi ditempati oleh Provinsi DKI Jakarta, Bali dan DI Yogyakarta, sementara peringkat paling bawah diduduki oleh Provinsi Maluku, Jambi dan Lampung.

Gambar 3. Nilai IKS menurut provinsi.
Adapun tingkat pencapaian 12 indikator keluarga sehat dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tampak indikator yang tertinggal adalah kesehatan jiwa, hipertensi, tuberkulosis dan merokok.

Gambar 4. Pencapaian 12 indikator keluarga sehat tingkat nasional
Demikianlah gambaran kemajuan PISPK sampai bulan Juli 2018. Semoga yang tertinggal bisa segera mengejar, dan yang lebih maju segera berkerak ke intervensi yang inovatif.