Pelatihan petugas Riset Khusus Vektora

Selama 2 minggu, dari tanggal 29 Juni sampai dengan 13 Juli 2018, dalam rangka persiapan Rikhus Vektora (Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit), telah diselenggarakan pelatihan bagi petugas lapangan Rikhus Vektora di Hotel Lor In Karanganyar. Sebagaimana diketahui Badan Litbang Kesehatan Kemkes telah 3 kali mengadakan Rikhus Vektora, yaitu pada tahun 2014, 2015 dan 2017 dengan jangkauan telah meliputi 26 provinsi dan 78 kabupaten/kota. Tahun ini Rikhus Vektora dilaksanakan di 3 Provinsi yaitu DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara, meliputi 9 kab/kota sehingga nanti secara keseluruhan riset ini telah menjangkau 29 provinsi dan 87 kab/kota.
Awal pelaksanaan Rikhus Vektora ditandai dengan kegiatan pelatihan petugas enumerator, yang dilaksanakan di Hotel Lor In Karanganyar selama 15 hari, lengkap dengan praktek lapangannya. Kepala B2P2VRP melaporkan kesiapan pelaksanaan Rikhus Vektora baik dari segi substansi maupun manajemennya.

Gambar 1. Kepala B2P2VRP sedang menyampaikan laporan selaku Ketua Panitia Peatihan.
Dr. Siswanto, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan berkenan membuka dan memberi arahan yang intinya mengingatkan akan bahayanya emerging, re-emerging dan intractable infectious diseases sebagai berikut:
- Emerging Infectious Diseases: penyakit infeksi baru, yang sebelumnya tidak dikenal, yang menyebabkan masalah kesehatan masyarakat baik lokal maupun global (H5N1, Ebola, SARS, MERSCoV, dll)
- Re-emerging Infectious Diseases: Penyakit infeksi yang sudah terkontrol dengan baik, lalu muncul kembali menjadi lebih ganas atau ada kenaikan insidens, atau menyebar ke wilayah yang sudah bebas (S Aureus methicillin resistent, TB-HIV, KLB Campak di Asmat, dll ).
- Intractable Infectious Diseases : merupakan penyakit infeksi lama yang sudah jarang namun persisten dan sulit dikontrol (Demam Keong/ Schistosomiasis)
Rikhus Vektora mempunyai peran untuk memetakan keberadaan vektor dan reservoir penyakit di wilayah pemukiman tertentu, sehingga atas dasar peta inilah bisa dikembangkan intervensi penanggulangan penyakit yang komprehensif. Setiap wilayah bisa diidentifikasi berdasarkan kuadran sebagi berikut.
Perhatian utama tentu pada wilayah P [Vektor (+) Penyakit (+)] dan wilayah [R: Vektor (+) Penyakit (-)] karena 2 jenis wilayah inilah perlu intervensi yang berbeda yaitu:
Wilayah P: Vektor (+) Penyakit (+), intervensi yang harus dilakukan adalah IVM (integrated vector management) sesuai dengan jenis vektor dan reservoir setempat. Ragamnya pasti sangat banyak karena tergantung jenis vektor, reservoir penyakit maupun ekosistemnya.
Wilayah R: Vektor (+) Penyakit (-), harus berhati2 mengambil kesimpulan karena ada 2 kemungkinan:
• Belum tahu kalau ada kasus, karena tidak pernah dilakukan pemeriksaan ke arah itu. Contohnya pada penyakit Hanta Virus, di wilayah tersebut tikus banyak yang positif, tetapi belum pernah ditemukan kasus pada manusia karena memang tidak dilakukan pemeriksaan ke arah Hanta Virus. Tentu arahnya adalah menambah kelengkapan pemeriksaan untuk penegakan diagnosis.
• Memang belum ada kasus, dalam hal ini harus hati-hati bila ada kasus import terutama dari negara lain. Penyakit ini akan cepat menyebar karena vektor/reservoirnya sudah ada. Sebaiknya ada tindakan pencegahan terkait dengan penyakit tersebut.

Gambar 2. Dr. Siswanto DTPH Kepala Badan Litbang Kesehatan sedang menyampaikan arahannya pada pembukaan pelatihan.

Gambar 3. Bapak Kepala Badan Litbangkes menyerahkan bendera merah putih dan bendera Rikhus Vektora tanda dimulainya riset khusus ini
Saat ini vektor dan reservoir penyakit yang diteliti baru 3 jenis yaitu: nyamuk, tikus dan kelelawar, kelak akan melebar ke jenis vektor dan reservoir panyakit lainnya. Selesai memberikan arahan Bapak Kepala Badan Litbangkes menyerahkan bendera merah putih dan bendera Rikhus Vektora kepada peserta pelatihan, sebagai tanda dimulainya pelaksanaan Rikhus Vektora tahun 2018.

Gambar 4. Sebagian peserta pelatihan Rikhus Vektora
Pelatihan Rikhus Vektora diikuti oleh enumerator dari 3 provinsi yaitu DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara. Setelah penyajian substansi Rikhus Vektora selama 3 hari selesai, dilanjutkan dengan praktek lapangan di Kab. Semarang.

Gambar 5. Sebagian peserta pelatihan Rikhus Vektora
Demikianlah laporan pelaksanaan pelatihan Rikhus Vektora bagi enumerator, sebagai langkah awal dimulainya Rikhus Vektora tahun 2018.

Gambar 6. Foto bersama Pimpinan Balitbangkes dan peserta pelatihan dari 3 Provinsi DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara

Gambar 7. Foto bersama Pimpinan Balitbangkes dan peserta pelatihan dari 3 Provinsi DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara.

Gambar 8. Foto bersama Pimpinan Balitbangkes dan peserta pelatihan dari 3 Provinsi DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara.

Gambar 9. Tim teknis dan panitia berfoto bersama pimpinan Badan Litbang Kesehatan.