Surat 63: Al Munaafiquun (Orang2 Munafik)

Surat Al Munaafiquun mengingatkan kita akan 3 kategori manusia dalam kaitannya dengan sikap menerima petunjuk Allah SWT, yaitu:
- Kelompok manusia yang menerima petunjuk/ajaran Illahi dengan sepenuh hati dan berusaha untuk melaksanakannya sebaik mungkin. Datang agama Islam, diterima dan kemudian dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, disebut Al Mukminun (orang yang beriman).
- Kelompok manusia yang tidak menerima apalagi melaksanakan aturannya, disebut Al Kafirun. Orang yang tidak menerima ajaran Muhammad disebut kafir. Kafir: menutup → menutup diri, tidak mau menerima petunjuk.
- Kelompok manusia yang menerima secara lahir (bersyahadat) namun tidak sepenuh hati, sehingga tercermin dalam perilakunya yang tidak serius dalam melaksanakan perintah Illahi, disebut Al Munaafiquun (orang yang munafik)
Ke tiga kelompok manusia ini diabadikan sebagai nama surat dalam Al Qur’an yaitu:
1. Al Mukminun: Surat ke 23
2. Al Kafirun: Surat ke 109
3. Al Munaafiquun: Surat ke 63
Banyak manusia berada pada posisi ke 3 (Al Munafiqun)
Dasar pembagian ke 3 kategori ini dapat dilihat pada surat 2: 38, 39
QS 2: 38. Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
QS 2: 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Dalam ayat itu disebutkan 3 kelompok tadi: yang mengikuti petunjuk-Ku (orang beriman), kafir dan yang mendustakan ayat-ayat Kami (orang munafik).
Orang munafik dengan orang kafir boleh dikatakan sebagai satu kelompok, yang nanti bernasib sama, masuk ke neraka jahanam. Ini tertulis dalam Al Qur’an surat 4 ayat 140 sebagai berikut.
QS 4: 140. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.
Arti dan Makna
Arti:
Al Munafiqun adalah orang yang bermuka dua: lain di mulut lain di hati. Mereka sudah ada sejak Nabi Adam sampai sekarang. Arti ini tersurat pada surat 63: 1 dan alasannya mengapa mereka bersikap mendua pada surat 63: 2
QS 63: 1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
QS 63: 2. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai[1476], lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
[1476]. Mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta mereka supaya jangan dibunuh atau ditawan atau dirampas hartanya.
Perisai → melindungi diri. Jadi mereka secara lahir bersyahadat agar supaya tidak dibunuh, tidak ditawan dan tidak dirampas hartanya. Bila secara lahir mereka bersyahadat, maka mereka diperlakukan sebagai orang muslim, karena kita sebagai manusia hanya bisa melihat secara lahir, sedang dalam hati mereka kita tidak mengetahuinya.
Orang munafik itu sangat buruk (lihat QS 63: 2) oleh karena itu kelak di akhirat imbalannya adalah ditempatkan di neraka paling bawah. Lihat Surat 4: 145
QS 4: 145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Nabi Muhammad SAW diperintahkan sebagai penyebar kabar gembira dan pemberi peringatan, tetapi tidak bertanggung-jawab atas perbuatan orang lain. Lihat surat S 2: 119
QS 2: 119. Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.
Allah SWT melihat apa yang ada di hati manusia, bukan yang diucapkan oleh mulutnya. Sewaktu di akhirat mereka ingin berkelompok dengan dengan orang beriman, namun karena hatinya diketahui tidak beriman, maka mereka akan dipisahkan dari orang mukmin. Lihat surat 57: 13
QS 57: 13. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
Orang munafik sangat pintar menyembunyikan kemunafikannya, sehingga keberadaannya sulit diketahui, bahkan Nabi Muhammad saja tidak mengetahui. Lihat surat 9: 101
QS 9: 101. Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu[657] itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
[657]. Maksudnya: orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar Madinah.
Ayat ini menunjukkan bagaimana piawainya kaum munaafiquun sehingga sulit diketahui keberadaannya, ayat ini juga menegaskan bahwa sifat munafik sangatlah buruk sehingga disiksa 2 kali.
Kedekatan orang munafik ke arah kekafiran dapat pula dilihat pada surat 3: 167 sebagai berikut:
QS 3: 167. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu).” Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu”[247]. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
[247]. Ucapan ini ditujukan kepada Nabi dan sahabat-sahabat beliau sebagai ejekan, karena mereka memandang Nabi tidak tahu taktik berperang, sebab beliau melakukan peperangan ketika jumlah kaum muslimin sedikit. Ucapan ini dapat digunakan untuk mengelakkan cercaan yang ditujukan kepada diri orang-orang munafik sendiri.
Makna:
Ada 2 makna dari munaafiquun, yaitu:
1. Menyadarkan manusia agar berhati-hati terhadap benih2 kemunafikan yang mungkin tumbuh di dalam hati, seperti: berdusta, berkhianat dan ingkar janji. Tanda-tanda orang munafik diantaranya: kalau bicara banyak berbohong, kalau diberi amanah berkhianat, kalau janji sering diingkari.
2. Menyadarkan manusia untuk tidak sembarangan menuduh orang sebagai munafik, karena kemunafikan terletak di hati dan yang tahu hanya Allah SWT.
Sebaliknya ada juga orang beriman yang menyembunyikan keimanannya karena lingkungan yang menyulitkan kehidupannya. Sekilas tidak tampak sebagai orang yang beriman, namun Allah SWT mengetahui isi hatinya, sehingga sebenarnya yang bersangkutan tergolong orang yang beriman. Ini terlihat pada surat 40: 28
QS 40: 28. Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu.” Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.
Orang yang zalim, yang mengaku mendapat wahyu, atau bisa menurunkan seperti apa yang Allah turunkan à sudah keterlaluan karena bersikap seperti Tuhan, maka siksaan berat telah menunggunya. Lihat surat 6: 93
QS 6: 93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.
Urusan kita bukan menghakimi orang lain, hal itu biarlah urusan malaikat. Urusan kita mawas diri, adakah benih2 munafik pada diri kita? Kalau ada segera istighfar, bertaubat dan memperbaiki diri. Perintah untuk tidak menghakimi orang lain tertulis pada surat S49: 12 sebagai berikut:
QS 49: 12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Ada kisah seseorang yang hidup di jaman Nabi Musa, dalam kehidupan sehari-hari tampak sekali sangan bejat kelakuannya sampai dikatakan lebih buruk dari anjing. Waktu orang itu meninggal, penduduk setempat tidak mau mensholatkan, bahkan mayatnya dilempar ke tempat sampah. Allah memberi tahu Nabi Musa, kemudian Nabi Musa datang untuk menanyakan kebenaran kabar tersebut. Setelah itu beliau menyampaikan bahwa Allah yang maha tahu keimanan seseorang, semalam sebelum meninggal orang tersebut bertaubat dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan buruk lagi. Doanya dikabulkan Allah, sehingga sewaktu meninggal sudah menjadi orang beriman. Akhirnya jenazah tersebut disholatkan.
Kita juga dianjurkan untuk tidak mengolok-olok sembahan orang, biarlah itu urusan mereka, seperti tertulis pada surat 6: 108
QS 6: 108. Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.
Hubungan Surat 63 dan surat 62
Bila surat yang lalu (surat 62: Al Jumu’ah) menjelaskan adanya saat berkumpul di akhirat nanti (jumu’ah: jama’ah à berkumpul) maka suarat 63 mengingatkan salah satu ciri kemunafikan adalah memandang remeh sholat jumuah.
Barang siapa lelaki memandang remeh tanpa alasan yang jelas sehingga tidak sholat jumuah 3 kali berturut-turut, maka yang bersangkutan dicap sebagai orang munafik.
Pesan-Pesan Surat 63:
Pesan utamanya adalah: Mewaspadai benih2 kemunafikan
A. Bertaubatkah dari kesalahan yang berkaitan dengan kemunafikan.
Segera betaubat kalau pernah bohong, segera bertaubat kalau pernah menuduh orang, segera bertaubat kalau pernah ingkar janji, dll.
Bertaubat yang sebenarnya asalah tindakan untuk membersihkan/menyucikan hati
Sifat sombong pada orang munafik tertera pada surat 63: 5 dan 63: 8 sebagai berikut.
QS 63: 5. Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.
QS 63: 8. Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah[1478], benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
Orang2 munafik merasa kuat dan akan mengusir orang beriman yang lemah, tetapi kenyatannya orang beriman makin kuat di Madinah.
Mudah berburuk sangka adalah sifat yang bisa menimbulkan kemunafikan, ini tertulis pada surat S48: 6 sebagai berikut.
QS 48: 6. dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.
Orang yang melakukan dosa besar, asal taubat dengan tulus diikuti perbuatan yang baik → akan diampuni dan dihapus catatan dosa2nya. Lihat surat 25: 68 – 70.
QS 25: 68. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
QS 25: 69. (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
QS 25: 70. kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS 25: 71. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
B. Perbanyak zikir kepada Allah, terutama membaca ayat Al Qur’an.
Membaca Al Qur’an merupakan zikir yang dianjurkan. Membaca Al Qur’an adalah penawar dan tahmat bagi orang-orang beriman. Lihat surat 15: 9 dan surat 17: 82 di bawah ini.
QS 15: 9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya[793].
[793]. Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
QS 17: 82. Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Hal utama lainnya setelah membaca Al Qur’an adalah mendirikan sholat, lihat surat 29: 45
45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Orang munafik juga sholat, tetapi tidak dari hati, lihat surat 4: 142 sebagai berikut.
QS 4: 142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[364]. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali[366]. [0]
[364]. Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani para mukmin. Dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
[365]. Riya ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat.
[366]. Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
Kita orang beriman diingatkan agar harta benda dan anak jangan sampai melalaikan kita untuk mengingat Allah SWT, ini tertera pada surat 63: 9
QS 63: 9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
Sholat bisa membersihkan diri dari kemunafikan, lihat surat 11: 114.
QS 11: 114. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
C. Biasakanlah untuk peduli kepada orang lain dan jangan mengulur2 waktu untuk berbuat baik.
Peduli kepada orang laion selalu dianjurkan dalam Al Qur’an. Dalam Surat Al Munaafiquun juga mengingatkan hal ini, seperti tertulis pada surat 63: 10, 11
QS 63: 10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
QS 63: 11. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
Taubatan nasuha, taubat yang sebenar-benar taubat bila dilaksanakan rukun taubat sebagai berikut:
1. Menyesali telah melakukan kesalahan.
2. Menyadari bahaya kesalahan dan tidak akan mengulanginya
3. Melakukan perbaikan yang signifikan
Lihat surat 25: 71, dikatakaan bahwa bertaubat harus dikuti perbaikan amal,
QS 25: 71. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Sholat tahajud di 1/3 malam terkahir adalah tambahan ibadah yang sangat baik, namun sifatnya tetap tambahan. Jangan sampai karena sholat tahajud lalu tidur dan tidak sholat subuh. Jadi ibadah yang sifatnya wajib harus tetap diutamakan dibandingkan ibadah tambahan. Lihat surat 17: 79
QS 17: 79. Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
Bolehkah sholat waktu sampai ke surat, kita membacanya karena belum hafal? Waktu sholat kita diberi kemudahan, kita disuruh mencari yang mudah. Lihat surat 73: 20.
QS 73: 20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.