Rakerkesnas 2018: Stunting, Imunisasi dan Tuberkulosis

Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun ini dilaksanakan pada tanggal 5-8 Maret 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Serpong, Kota Tangerang Selatan. Berbeda dengan tahun2 sebelumnya, Rakerkesnas kali ini mengupas-tuntas 3 masalah utama yaitu: stunting, imunisasi dan tuberkulosis. Rakerkesnas ini diikuti oleh hampir 1500 orang, terdiri dari seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, seluruh Direktur Rumah Sakit Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, seluruh pejabat eselon 1, eselon 2 dan seluruh pemegang program kesehatan beserta jajarannya.

Gambar 1. Paduan Suara dari RSCM Jakarta turut memeriahkan acara pembukaan Rakerkesnas 2018
Selain pembahasan tentang 3 materi utama tersebut di atas, diundang pula penyajian dari Bappenas (Badan Perencana dan Pembangunan Nasional), juga dilengkapi dengan pameran pembangunan kesehatan dari tiap unit di lingkungan kesehatan.

Gambar 2. Dr. Untung Suseno MKes, Sekjen Kemkes sedang menyampaikan laporannya
Sekretaris Jenderal Kemkes, Dr. Untung Suseno MKes menyampaikan bahwa pada Rakerkesnas ini juga dilakukan launching 3 produk yaitu:
- e-lincensing kefarmasian, suatu upaya mempermudah perijinan usaha di bidang kefarmasian yang terintegrasi dengan stakeholders terkait lainnya. Dengan adanya e-licensing, berarti Kementerian Kesehatan selalu berupaya untuk meningkatkan akuntabilitas, tranparansi, efektifitas dan efisiensi yang berkaitan dengaan perijinan. Diharapkan upaya mempermudah perijinan ini mampu meningkatkan investasi di bidang kesehatan khususnya bidang kefarmasian.
- ASEAN Health Care Services website: ini merupakan implementasi dari mandat negara2 ASEAN kepada Indonesia untuk mempersiapkan sekretariat dan website guna memfasilitasi kerjasama antar negara ASEAN tentang tenaga kesehatan.
- Dilakukan penanda-tanganan kerjasama antara Kementerian Kesehatan dengan 6 perusahaan yang mengarahkan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk bidang kesehatan. Ke-6 institusi swasta tersebut adalah: PT Media Televisi Indonesia (Metro TV), PT Gorry Gourmet Indonesia, PT Darya Varia Laboratoria Tbk, PT Amerta Indah Otsuka, Yayasan Wahana Visi Indonesia dan Yayasan Rotary Indonesia D-3420.
Selanjutnya Gubernur Banten Drs. H. Wahidin Halim, Msi, menyampaikan ucapan selamat datang ke bumi Banten. Warga Banten yang terkenal sakti seperti pemain de bus, tetapi ada juga yang sakit tuberkulosis. Ternyata yang sakti itu belum tentu sehat. Oleh karena itu Banten juga memprioritaskan kesehatan dalam pembangunan.

Gambar 3. Gubernur Banten Bapak menyampaikan sambutan selamat datang kepada peserta Rakerkesnas.
Dalam pengarahannya Ibu Menkes Prof. DR. Dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) mengingatkan 10 pesan dari Bapak Presiden pada Rakerkesnas tahun 2017, salah satunya adalah mengenai status gizi. Stunting menjadi salah satu masalah gizi yang harus secara sitimatis diturunkan prevalensinya.
Tuberkulosis juga menjadi sorotan karena dari segi jumlah penderita Indonesia menempati nomer 2 terbanyak di dunia setelah India. Dalam hal imunisasi, meskipun cakupan sudah tinggi namun kejadian KLB difteri akhir-akhir ini menyadarkan kita bahwa ada hal yang harus kita perbaiki.

Gambar 4. Ibu Menteri Kesehatan sedang memberikan sambutan dan arahannya pada Pembukaan Rakerkesnas 2018
Ibu Menteri Kesehatan mengharapkan agar rakerkesnas dapat fokus membahas 3 topik utama: stunting, imunisasi dan tuberkulosis; yaitu bagaimana melakukan prevent, detect and respon sehingga ke 3 masalah tersebut dapat ditanggulangi. Selanjutnya pembukaan Rakerkesnas 2018 ditandai dengan pemukulan gong oleh Ibu Menteri Kesehatan.

Gambar 5. Ibu Menkes didampingi Gubernur Banten dan Sekretaris Jenderal Kemkes sedang memukul
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemencetan tombol sebagai tanda diresmikannya e-licensing dan website ASEAN Health Care Services yang dikelola oleh Indonesia.

Gambar 6. Ibu Menkes memencet tombol sebagai tanda diresmikannya e-licensing dan website ASEAN Health Care Services
Pada Rakerkesnas kali ini dihadirkan 3 pembicara ahli yaitu:
- Pandu Riono, MPH, Ph.D, dosen FKMUI yang membahas tentang seluk beluk penanggulangan tuberkulosis di Indonesia
- Dr. Tri Yunis Miko MSc, juga dosen FKMUI yang menyampaikan kajiannya terhadap program imunisasi di Indonesia
- Abas Basuni Jahari MSc, peneliti senior pada Badan Litbang Kesehatan Kemkes yang menyajikan telaahnya terhadap program penanggulangan stunting di Indonesia.

Gambar 7. Para ahli yang tampil di rakerkesnas, dari kiri: DR. Abas Basuni Jahari MSc, DR. Dr. Tri Yunis Miko MSc dan Dr. Pandu Riono MPH, Ph.D, dipandu oleh Staf Ahli Menkes bidang Ekonomi Kesehatan: Dr. Muh Subuh MPH.
Demikianlah laporan sementara jalannya Rakerkesnas. Kajian lebih lanjut tentang masing-masing topik utama Rakerkesnas akan kami susulkan.