Pelaksanaan Pendekatan Keluarga di Kota Tangerang

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluaga (PISPK) sudah dilaksanakan di hampir seluruh kab/kota di Indonesia. Sampai akhir tahun 2017, dari 514 kab/kota tinggal 43 kab/kota yang belum terlihat datanya di aplikasi keluarga sehat. Ini ada 2 kemungkinan yaitu:
- Kab/kota tersebut belum melaksanakan PISPK
- Kab/kota tersebut sudah melaksanakan PISPK, tetapi belum bisa entry data karena jaringan internet yang lemah.
Dari 2926 Puskesmas lokus yang ditargetkan melaksanakan PISPK pada tahun 2017, sebanyak 2.438 Pukesmas sudah melaksanakan, disamping itu ada 370 Puskesmas yang bukan lokus, tetapi telah melaksanakan PISPK. Bagaimana pelaksanaan PISPK di Kota Tangerang? Kami dari Health Policy Unit Setjen Kemkes, Dit Pelayanan Kesehatan Primer dan Badan Litbang Kesehatan berkunjung dan berdiskusi dengan Dinkes Kota Tangerang beserta jajaran Puskesmas dan Dinkes Provinsi Banten pada pertengahan Januari 2018. Hadir antara lain Ibu Dr. Dini Anggraeni (Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Tangerang) beserta staf, Drg. Evi Lukman (Pimpinan Puskesmas Cibodas Kota Tangerang) dan staf, juga wakil dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten (Drg. Neny Marini dan staf). Berikut hasil-hasilnya.
Dibandingkan dengan kab/kota dalam Provinsi Banten, perkembangan cakupan kunjungan keluarga di Kota Tangerang dapat dilihat pada tabel berikut. Tampak bahwa di semua kab/kota terjadi peningkatan cakupan kunjungan keluarga dalam 3 bulan terakhir. Dari segi jumlah (57.775) dan persentase (12,7%) keluarga yang dikunjungi, Kota Tangerang menempati peringkat ke 3 setelah Kab. Serang dan Kab. Lebak (data dari aplikasi keluarga sehat pada pertengahan Januari 2018).
Tabel 1. Peningkatan cakupan kunjungan keluarga di Provinsi Banten
Sebenarnya di Kota Tangerang hanya ditunjuk 1 Puskesmas yang melaksanakan PISPK pada tahun 2017, namun pada kenyataannya seluruh Puskesmas telah melaksanakan PISPK. Ini sebuah kebijakan yang patut diberikan apresiasi, karena Tangerang menyumbang sejumlah Puskesmas non lokus yang lebih awal melaksanakan PISPK. Hal ini dapat dibuktikan pada grafik dibawah ini (gambar 1), yang menunjukkan bahwa semua kecamatan di Kota Tangerang dapat dilihat jumlah keluarga yang telah dikunjungi, dengan jumlah yang bervariasi.

Gambar 1. Jumlah keluarga yang telah dikunjungi dalam rangka PISPK di Kota Tangerang
Bila dilihat dari nilai IKS (Indeks Keluarga Sehat), Kota Tangerang menempati peringkat pertama (terbaik) di Provinsi Banten yaitu sebesar 0,211; artinya sebanyak 21,2% keluarga di Kota Tangerang tergolong sehat, sementara rerata provinsi Banten mempunyai IKS = 0,142. (Lihat gambar 2).

Gambar 2. Capaian IKS Provinsi Banten menurut Kab/Kota

Gambar 3. Suasana diskusi PISPK di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Bila dilihat dari 12 indikator keluarga sehat, capaian masing-masing indikator dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tampak pencapaian terbawah adalah masalah ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), disusul masalah TB, masalah keluarga berencana, masalah hipertensi, masalah merokok dan masalah keanggotaan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Gambar 3. Suasana diskusi PISPK di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Diperlukan kerja cerdas untuk menuntaskan masalah prioritas kesehatan ini. Dibanding kabupaten/kota lain, sebenarnya Kota Tangerang lebih baik kondisinya. Wawancara dengan pemegang program di Dinas Kesehatan dan Puskesmas menunjukkan bahwa obat2an untuk ODGJ, TB dan hipertensi tersedia dalam jumlah yang mencukupi. Tantangan berat justru pada masalah keluarga berencana dan merokok, yang relatif lebih sulit untuk memperbaiknya dibandingkan indikator lainnya.

Gambar 5. Mbak Wulan, Staf Dit Pelayanan Kesehatan Primer Ditjen Yankes Kemkes, sedang merangkum hasil diskusi