Pesan-pesan Surat 62: Al Jumu’ah

Konten
Setiap 2 minggu kami mengadakan pengajian keluarga dengan memanggil seorang ustad Bapak Ilhamuddin Qosim (Dosen pada PTIQ Jakarta), topiknya adalah pesan-pesan yang bisa diambil dari surat-surat dalam Kitab Suci Al Qur’an. Menurut pendapat saya, isinya bagus dan ada baiknya kita share ke teman2. Untuk itulah rangkuman pengajian saya unggah di sini, karena batasan sehat bukan sematan sehat fisik, tetapi juga sehat rohani.
Pengajian ini diurai dari Arti dan Makna Surat, Munasabah atau hubungannya dengan surat sebelumnya dan terakhir adalah pesan-pesan yang bisa diambil dari surat tersebut.
Arti dan Makna Surat Jumu’ah
Arti:
Al Jumu’ah artinya Hari Jumu’ah, suatu hari yang diagungkan di sisi Allah SWT. Hanya hari Jum’at yang menjadi nama surat, hari yang lain tidak ada yang menjadi nama surat). Ini bukti bahwa hari Jumu’ah memang istimewa dibanding hari2 lainnya.
Arti Hari Jum’at dapat dilihat pada QS 62: 9
QS 62: 9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli [1475]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
- [1475]. Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum’at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya.
Seruan ini berlaku untuk pria dan wanita. Namun demikian Rasulullah bersabda bahwa untuk sholat Jum’at ada dispensasi untuk: wanita, musafir (orang dalam perjalanan), sakit dan hujan. Arti dispensasi ini adalah mereka boleh tidak sholat Jum’at (diganti menjadi sholat lohor), tetapi kalau tetap ingin sholat Jum’at harus difasilitasi (tidak boleh dilarang).
Ini berbeda misalnya pada saat haji: wukuf di padang arafat wajib dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah, bila tidak dilakukan, hajinya tidak sah. Jadi walaupun sakit, jemaah haji harus dibawah ke padang arafah pada saat pelaksanaan wukuf.
Untuk orang Yahudi, dulu hari Sabtu (sepanjang hari) harus beribadah terus, tidak boleh kegiatan duniawi. Ini juga dilakukan oleh Umat Hindu pada hari “Nyepi”, sepanjang hari tidak boleh ada kegiatan duniawi, seharian digunakan untuk beribadah.
Kalau agama Islam: hanya sebagian siang saja yaitu pada waktu sholat Jumat. Oleh karena itu sebaiknya begitu mendengar adzan, tinggalkan pekerjaan dan langsung memenuhi panggilan sholat Jum’at.
Makna:
Makna surat Jumu’ah ini adalah menyadarkan manusia perlunya kita memiliki kepekaan (sensitivitas) terhadap waktu dan tempat, agar hidup kita menjadi berkah. Kita didisiplinkan pada hari Jumat,
Hal serupa untuk ibadah Haji: Wukuf di padang Arafah harus pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ini adalah wahana untuk mendisiplinkan umat Islam.
Sholat itu juga kegiatan mendisiplinkan diri, karena tertentu waktunya. Lihat QS 4 : 103
QS 4: 103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Jadi mengelola waktu itu sangat penting baik untuk ibadah Sholat, Haji. Puasa maupun Zakat (setelah setahun dimiliki baru diberlakukan)
Pentingnya waktu juga bisa dilihat pada QS 103: 1 – 3
- Demi masa.
- Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
- kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Untuk sholat Jumat begitu selesai, boleh langsung meninggalkan tempat sholat untuk mencari rejeki. Lihat QS 62: 10
QS 62: 10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Berbeda dengan umat Yahudi, hari Sabtu (Sabat artinya istirahat), seharian digunakan untuk beribadah. Lihat QS7: 163 – 166
QS 7: 163. Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri[578] yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[579], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
- [578]. Yaitu kota Eliah yang terletak di pantai laut Merah antara kota Mad-yan dan bukit Thur.
- [579]. Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk beribadat.
QS 7: 164. Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka bertakwa.
QS 7: 165. Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.
QS 7: 166. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina[581].
- [581]. Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan peringatan. Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul berubah menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.
Hubungan Surat 62 (Al Jumu’ah) dan surat 61 (Ash Shaff)
Surat yang lalu (QS 61: Ash Shaff) menjelaskan tentang shaff (barisan) yang pada intinya bagaimana mengatur/mengelola hidup kita dengan baik, maka Surat Al Jumu’ah mengingatkan hal utama yang harus diperhatikan dalam mengatur hidup ini adalah kepekaan terhadap waktu (dan tempat)
Setahun dibagi menjadi 12 bulan adalah ketentuan Allah SWT. Soal pentingnya waktu, bulan tidak bisa diundur-undur. Lihat QS 9: 36 – 37
QS 9: 36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
- [640]. Maksudnya antara lain ialah: bulan haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab).
- [641]. Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.
QS 9: 37. Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu[642] adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
- [642]. Muharram, Rajab, Zulqaedah dan Zulhijjah adalah bulan-bulan yang dihormati dan dalam bulan-bulan tersebut tidak boleh diadakan peperangan. Tetapi peraturan ini dilanggar oleh mereka dengan mengadakan peperangan di bulan Muharram, dan menjadikan bulan Safar sebagai bulan yang dihormati untuk pengganti bulan Muharram itu. Sekalipun bilangan bulan-bulan yang disucikan yaitu, empat bulan juga. Tetapi dengan perbuatan itu, tata tertib di Jazirah Arab menjadi kacau dan lalu lintas perdagangan terganggu.
Pesan-pesan Surat 62: Al Jumu’ah
Pesan utama dari surat Jumu’ah adalah menumbuhkan kesadaran terhadap waktu (sensitif terhadap waktu), yang bila dirinci adalah sebagai berikut
A. Sesuaikankah agenda hidup kita dengan petunjuk Al Qur’an. Oleh karena itu masukkan Al Qur’an dalam aktivitas kehidupan.
Renungan ulama: kalau kita tidak membaca 100 ayat Al Quran →dipastikan melenceng. Untungnya waktu kita sholat sudah membaca >100 ayat Al Qur’an: 17 rekaat x 7 ayat = 119 ayat Al Qur’an. Jadi dengan sholat sudah teragendakan selalu membaca Al Qur’an.
QS 62: 1. Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS 62: 2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
Yang ada di langit dan bumi, termasuk benda2 tak bernyawa dan manusia. Benda mati saja bertasbih kepada Allah SWT, bagaimana dengan manusia, makhluk paling tinggi derajatnya dan mempunyai akal? Kalau kita tidak melaksanakan hal di atas, maka akan seperti yang disebut dalam QS 62: ayat 5, 6
QS 62: 5. Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya[1474] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
QS 62: 6. Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar.”
B. Renungkan batasan hidup yang dijelaskan rasul, dan jadikan sebagai alternatif patokan/panduan.
Manusia pasti mati. Hidup Nabi Muhammad sampai usia 63 tahun, Nabi mendapat wahyu pertama pada usia 40 tahun. Ini sebagai pedoman umum. Jangan sampai usia >40 tahun malah berbuat ke arah yang jahat. Jadi sebaiknya sekitar 1/3 umur utamakan ke hal yang baik. Petunjuk ini ada pada Al Qur’an, lihat QS 62: 8 dan QS 46: 15
QS 62: 8. Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS 46: 15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
Ayat di atas menyebutkan setelah 40 tahun harus berusaha berbuat lebih banyak ke arah kebajikan yaitu:
- Bersyukur atas nikmat Allah
- Berbuat amal saleh yang diridhai
- Memberi kebaikan kepada anak cucu
Jangan sampai menyesal bila tidak berbuat kebajikan. Digambarkan dalam Al Qur’an tentang penyesalan yang terlambat bagi orang yang tidak beramal saleh. Lihat QS 23: 99 – 101.
QS 23: 99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)[1021],
- [1021]. Maksudnya: orang-orang kafir di waktu menghadapi sakratul maut, minta supaya diperpanjang umur mereka, agar mereka dapat beriman.
QS 23: 100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan[1022].
- [1022]. Maksudnya: mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat.
QS 23: 101. Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu[1023], dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
- [1023]. Maksudnya: pada hari kiamat itu, manusia tidak dapat tolong menolong walaupun dalam kalangan sekeluarga.
C. Selaraskan dunia dan akhirat
Panggilan untuk sholat Jumu’ah: memerintahkan untuk segera meninggalkan pekerjaan untuk menunaikan sholat Jum’at, setelah itu silahkan kembali ke kegiatan dunia lagi.
Keserasian antara dunia dan akhirat tertulis dalam surat antara lain QS 28: 77 dan QS 7: 32 – 33.
QS 28: 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
QS 7: 32. Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat[536].” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.
- [536]. Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
QS 7: 33. Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
Allah SWT minta waktu hanya sedikit → setelah itu urusan duniamu. Allah SWT membuat bumi itu mudah bagi manusia. Lihat QS 67: 15
QS 67: 15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Catatan:
Ummi punya 2 arti:
- Buta huruf. Waktu itu bangsa Arab memang sebagian besar buta huruf, sehingga bahasa lisannya kuat → hafalan kuat. Nabi Muhammad adalah satu diantara bangsa Arab yang juga buta huruf. Ini justru menguatkan bahwa wahyu yang disampaikan oleh Nabi Muhmmad benar-benar berasal dari Allah SWT, bukan hasil bacaan Nabi Muhammad. Meski buta huruf, tetapi Nabi mempunai “spiritual intelegent” yang bisa memahami segala sesuatu melalui ketajaman spiritualnya. Meskipun demikian, Nabi sangat menghargai mereka yang mampu tulis baca
- Keibuan. Nabi mempunyai sifat keibuan yang amat hebat, penyayang pada semua orang. Ibu bisa memahami tanpa membaca. Ibu bisa mengetahui kemauan anak meskipun anak belum bisa bicara.
Demikian rangkuman pengajian keluarga, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada kekurangan.