Pendekatan keluarga di Kota Surabaya, selangkah lebih maju

Selama 2 hari, tanggal 27 – 28 Nopember 2017, Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengundang seluruh Puskesmas dan jajaran Dinas Kesehatan Kota untuk mengikuti pertemuan pemantapan PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga), dengan mengundang 3 narasumber dari Pusat yaitu saya, Ibu Drg. Tini Suryanti MKes (Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan Bapak Munaryo Skom, MKes dari Pusdatin (Pusat Data & Informasi Kemkes). Upaya Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan jajaran pantas diacungi jempol, karena pada tahun ini telah menerapkan PISPK untuk seluruh Puskesmas, dan semuanya sudah mulai menjalankannya dari tahap pelatihan, kunjungan keluarga, analisis data sampai intervensinya. Memang variasi pencapaian masih beragam, ada yang sudah hampir selesai mencakup semua keluarga tetapi ada juga yang baru mulai.
Untuk memantapkan pelaksanaan PISPK dan merancang intervensi selanjutnya, dilaksanakanlah pertemuan ini melalui 2 tahap, separuh Puskesmas mengikuti pertemuan pada hari pertama dan sisanya hadir pada hari kedua

Gambar 1. Narasumber dari Pusat diterima oleh Kadinkes Kota Surabaya, Drg. Febria Rachmanita, MA

Gambar 2. Peserta pertemuan pemantapan PISPK di hari pertama.

Gambar 3. Peserta pertemuan pemantapan PISPK di hari kedua.
Jumlah kunjungan keluarga yang telah dilakukan oleh Puskesmas di Kota Surabaya ternyata menempati peringkat pertama di Provinsi Jawa Timur, yaitu sebanyak 185.557 keluarga (23,67%) seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah keluarga yang dikunjungi menurut Kab/Kota di Jatim
Di dalam kota Surabaya sendiri, cakupan kunjungan keluarga bervariasi antar kecamatan, 5 kecamantan telah melampuai angka 10.000 keluarga (Kecamatan Wonokromo, Tandes, Gubeng, Sawahan dan Rungkut) dan terrendah di Kecamatan Pakal seperti tampak pada tabel 2. Meski bervariasi cakupannya, tetapi seluruh kecamatan (100% Puskesmas) telah mulai melakukan kunjungan keluarga. Ini langkah maju, karena kebijakan nasional tahun ini baru 30% Puskesmas.
Tabel 2. Cakupan kunjungan keluarga menurut kecamatan Kota Surabaya

Gambar 4. Para srikandi panitia yang telah bekerja dengan gesit dan rapi
Dilihat hasi Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kota Surabaya mencapai 0,247 tertinggi ke 2 di Jawa Timur setelah Kota Madiun (IKS = 0,316) dan sudah berada di atas angka nasional (IKS = 0,158)
Tabel 3. Indeks Keluarga Sehat menurut Kecamatan di Kota Surabaya
Bila dikaji capaian 12 indikator keluarga sehat, masalah utama pada indikator kesehatan jiwa, disusul tuberkulosis, keluarga berencana dan hipertensi, seperti tampak pada tabel 4.
Tabel 4. Capaian 12 indikator keluarga sehat Kota Surabaya.
Sesi selanjutnya diisi dengan informasi tentang aplikasi keluarga sehat, yang terus diperbaiki agar mempermudah Puskesmas melakukan entry data. Bapak Munaryo Skom, MKes menyampaikan kabar gembira bahwa sekarang telah diluncurkan aplikasi keluarga sehat berbasis android yang juga bisa digunakan secara off line. Kita diminta mencoba menggunakannya sekaligus menyampaikan masukan dan saran demi makin baiknya aplikasi ini.
Drg. Tini Suryanti MKes, selaku Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi FKTP menyampaikan keterkaitan erat antara PISPK dengan akreditasi Puskesmas. Bahkan di masa yang akan datang, akreditasi Puskesmas akan dilakukan bila telah melaksanakan PISPK di wilayahnya.

Gambar 5. Bapak Munaryo, Skom, MKes dari Pusdatin sedang menyampaikan materinya.

Gambar 6. Drg. Tini Suryanti MKes menyampaikan keterkaitan erat antara Akreditasi Puskesmas dan PISPK.
Saya sendiri selaku Koordinator pada Health Policy Unit Setjen Kemkes, menambahkan pentingnya intervensi terintegrasi yang harus segera dilaksanakan. Pendataan pada kunjungan keluarga adalah langkah awal dan yang lebih penting lagi adalah intervensi apa yang harus dilakukan berdasarkan data tersebut, sehingga semakin banyak keluarga yang tergolong sehat. Data dari salah satu Puskesmas yang mempunyai wilayah 3 kelurahan dan cakupan kunjungan keluarga telah mencakup 60%, dengan tingkat pencapaian 12 indikator dan indeks keluarga sehat seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Capaian 12 Indikator dan IKS Puskesmas X
Berdasarkan data di atas dapat dibuat rencana intervensi upaya kesehatan masyarakat dengan target misalnya sebagai berikut:
- Meningkatakan cakupan kunjungan keluarga menjadi 100%
- Meningkatkan IKS:
- Puskesmas: 0,191 à 0,300
- Kelurahan Kapasan 0,164 à 0,250
- Kelurahan Tambakrejo 0,192 à 0,300
- Kelurahan Simokerto 0,204 à 0,350
- Meningkatkan cakupan 12 indikator KS seperti tertulis pada tabel 6.
Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai pada akhir tahun 2018 sudah jelas dan terukur. Untuk mencapai tujuan tersebut kemudian diurai kegiatan apa yang harus dilakukan, anggaran yang diperlukan, peralatan yang dibutuhkan dan tenaga yang harus dikerahkan. Beragam bentuk intervensi di tahun 2018 nanti sepenuhnya kewenangan Puskesmas karena merekalah yang paling tahu kondisi lapangan. Namun bila telah ada indikator yang jelas dan terukur, kita akan lebih mudah melakukan evaluasi apakah intervensi kita sudah tepat sasaran atau perlu perbaikan di tahun selanjutnya.
Tabel 6. Target capaian 12 indikator keluarga sehat tahun 2018
Ini hanyalah contoh, semoga bisa menjadi inspirasi sejawat Pimpinan Puskesmas lainnya dalam membangun kesehatan masyarakat di wilayahnya.

gambar 7. Berfoto bersama di akhir acara.