Workshop Manajemen Puskesmas

Selaku penanggung jawab PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga), Ditjen Pelayanan Kesehatan dalam hal ini Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, melakukan Workshop Manajemen Puskesmas bagi para Kabid Yankes Provinsi, yang merupakan penanggung jawab PISPK di wilayahnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 – 28 Juli 2017 di Surabaya. Tujuan utamanya adalah untuk memahami bahwa Manajemen Puskesmas yang diterapkan sudah meliputi PISPK sebagai materi utama, disamping progress report pelaksanaan PISPK di seluruh kab/kota pada 34 provinsi.

Gambar 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyampaikan sambutannya.
Sebagai tuan rumah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyampaikan terima kasih atas ditunjuknya Jatim sebagai lokasi workshop, sambil menyodorkan berbagai produk souvenir dan wisata kuliner di Surabaya khususnya. Provisi Jawa Timur termasuk yang cepat tanggap untuk melaksanakan PISPK, terbukti dari cakupan pendataan keluarga yang sudah melampaui 300.000 keluarga.

Gambar 2. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Drg. Saraswati, MPH memberikan arahan sekaligus membuka dengan reswi Workshop Manajemen Puskesmas.
Selanjutnya Drg. Saraswati MPH, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer menyampaikan arahan dan sekaligus membuka dengan resmi kegiatan workshop ini. Disampaikan bahwa masih ada 5 provinsi yang belum selesai melatih bina keluarga yaitu: Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten dan Papua. Diminta 5 provinsi tersebut segera menyelesaikan pelatihan bian keluarga di wilayahnya. Dari sisi kunjungan keluarga, secara nasional memang masih rendah sekitar 2%, dengan IKS (Index Keluarga Sehat) 0,163 berarti baru 16,3 % keluarga yang didata tergolong keluarga sehat. IKS tertinggi adalah DKI Jakarta yang mencapai 0,324 (32,4% keluarga yang didata tergolong keluarga sehat).
Sebagai konsultan pada Health Policy Unit Setjen Kemkes, saya diminta melakukan kajian perkembangan PISPK sampai saat terakhir. Saya berharap kunci dari pendekatan keluarga ini: integrasi program, intervensi segera dan cakupan 100% keluarga, dapat segera dirapikan sehingga perjalanan program bisa lancar dari pusat, provinsi, kab/kota dan Puskesmas sebagai ujung tombak intervensi yang terintegrasi. Berdasarkan data dari aplikasi keluarga sehat per tanggal 7 Juli 2017, cakupan pendataan keluarga sehat adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Cakupan pendataan keluarga per 7 Juli 2017
Data di atas menunjukkan bahwa cakupan kunjungan keluarga tertinggi dicapai oleh provinsi Sulawesi Selatan (5,60%), Sumatera Utara (5,06%) dan Jawa Tengah (4,47%)
Untuk IKS, belum semua provinsi menghasilkan angkanya, yang sudah ada angka IKS-nya tentu harus dicermati karena proporsi pendataan yang masih kecil membuat angka IKS belum stabil dan bisa berubah secara signifikan.

Gambar 3. Foto bersama sesaat setelah pembukaan workshop.