Disertasi Ibu Woro Riyadina : Hipertensi pada wanita pasca menopause

Wanita menopause ditandai dengan penghentian masa menstruasi, diberi makna sebagai proses peralihan dari masa produktif ke masa non-produktif akibat penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai dengan senium yang dimulai setelah 12 bulan amenorea.
Data menunjukkan bahwa sebelum menopause, prevalensi hipertensi pada wanita lebih rendah dibanding pria, namun pada wanita pasca menopause, insiden hipertensi meningkat tajam. Perubahan hormonal pada menopause dapat meningkatkan kadar androgen, mengaktifasi RAS (Renin Angiotensin System), meningkatkan kadar renin, plasma endothelin, sensitivitas garam dan resistensi insulin, aktivitas simpatetik, berat badan, dan akhirnya menyebabkan hipertensi.

Gambar 1. Ibu Woro Riyadina
Di sisi lain, peningkatan dan penurunan IMT secara signifikan berkaitan dengan peningkatan dan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik, pada semua kelompok usia, tetapi pengaruh yang kuat ditemukan pada umur 50 tahun keatas. Jadi perubahan IMT bisa menjadi prediktor terhadap perubahan tekanan darah.
Untuk mengukur besarnya keterkaitan perubahan IMT dan tekanan darah pada wanita pasca menopause di Indonesia, Ibu Woro Riyadina mempertahankan disertasinya yang berjudul Dinamika Perubahan Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Darah pada Wanita Pasca Menopause di Kota Bogor Tahun 2011 – 2014, pada sidang promosi dokter di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tanggal 5 Juni 2017.

Gambar 2. Ibu Woro Riyadina sedang mempertahankan disertasinya
Proses pengumpulan data mencakup 2 tahapan yaitu:
- Analisis data sekunder “Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Kota Bogor” dari tahun 2011 – 2014. Data diseleksi khusus untuk wanita pasca menopause yang mempunyai data lengkap untuk 7 kali pengukuran untuk variabel independen (IMT) dan variabel dependen adalah tekanan darah sistolik dan diastolik.
- Pengumpulan data kualitatif melalui Diskusi Kelompok Terarah (DKT) terhadap kelompok normotensi dan penderita hipertensi dan metode Wawancara Mendalam (WM) terhadap penanggungn jawab dan pelaksana program pencegahan dan pengendalian hipertensi.
Hasil yang didapat dari penelitian dengan subyek wanita pasca menopause ini adalah sebagai berikut:
- Ada hubungan bermakna antara perubahan IMT dan perubahan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Peningkatan berat badan 1 kg akan meningkatkan tekanan darah sistolik 1,5 mmHg dan diastolik 0,9 mmHg sementara bila IMT turun (1%) akan menurunkan tekanan darah sistolik 1,9 mmHg.
- Bila hipertensi terkendali, peningkatan berat badan 1 kg meningkatkan tekanan darah sistolik 2,7 mmHg dan diastolik 1,3 mmHg; sedangkan bila IMT naik (1%) akan meningkatkan 3,6 mmHg tekanan darah sistolik.
- Bila hipertensi tidak terkendali, peningkatan berat badan 1 kg akan meningkatkan tekanan darah sistolik 3,7 mmHg dan diastolik 1,3 mmHg, sedangkan bila IMT turun (1%) akan menurunkan 2,7 mmHg tekanan darah sistolik.
Faktor psikososial berupa kondisi emosional menerima keadaan/ikhlas, religius dan mampu bersosialisasi secara aktif di keluarga dan masyarakat berperan pada kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.

Gambar 3. DR. Woro Riyadina berfoto bersama pengujinya
Atas dasar temuan tersebut, Ibu Woro yang dilahirkan di Wonogiri 49 tahun yang lalu, menyarankan beberapa perbaikan kebijakan antara lain:
- Memasukkan status menopause, perubahan dan dinamika IMT pada sistem surveilans faktor risiko PTM yang ada.
- Menjadikan perubahan berat badan dan IMT sebagai indikator kewaspadaan dini faktor risiko dan faktor prognosis peningkatan tekanan darah.
- Memasukan faktor psikososial seperti kesehatan mental (stres) dan dukungan sosial dari keluarga dan masyarakat dalam rancangan program pencegahan dan pengendalian hipertensi berbasis lokal spesifik.
Bagi yang ingin menanyakan lebih lanjut tentang disertasi ini dapat berhubungan dengan Ibu Woro Riyadina melalui email: w.riyadina02@gmail.com
Selamat untuk DR. Woro Riyadina, semoga kandidat doktor lainnya segera menyusul.

Gambar 4. DR. Woro Riyadina berfoto bersama kerabatnya