Kapan Waktu yang Tepat Penderita Kanker Dapat Menjalani Ibadah Puasa?

KANAL-KESEHATAN.COM – Firman Allah Subhanahu Wataa’ala yang dikutip dr. Indra Hidayah Siregar, Sp.B K (Onk) pada Al Quran Surat Al-Qamar ayat 49 yang artinya sebagai berikut “Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” dan ditafsirkan oleh Kemenag Ri sebagai “Apa yang terjadi pada semua makhluk sudah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran, yaitu suatu sistem dan ketentuan yang telah ditetapkan.” Menjadi latar belakang pembahasan mengenai bagaimana sebaiknya penderita penyakit kanker dalam menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa Ramadhan bermula.
Pada perbincangan yang diselenggarakan Rumah Sakit Awal Bros Batam, dr. Indra Hidayah Siregar, Sp.B K (Onk) membuka pandangan mengenai apa dan bagaimana seorang penderita kanker sebaiknya berpuasa, ”Saya kira ini ada kaitannya dengan satu ayat di dalam Alquran surah Al- Qamar ayat 49, sesungguhnya Aku menciptakan segala sesuatu itu menurut ukurannya. Tidak disebutkan Allah menurut besarnya kecilnya tidak. Tapi ukurannya berarti sudah ada kata-kata seimbang di dalam itu, bagaimana angka seimbang itu, itulah gunanya manusia melakukan penelitian maka di lihatlah pasien-pasien kanker mana yang pantas untuk menjalani puasa mana yang kurang pantas atau sama sekali bisa dikatakan kontraindikasi untuk melakukan puasa,”
Puasa Membuat Sel Kanker Melambat
Lebih lanjut, Dokter Indra memberi gambaran, sebenarnya apa yang terjadi pada seseorang berpuasa, “Pada saat seseorang berpuasa itu bisa dikatakan semua metabolismenya melambat metabolisme di tubuhnya proses terbentuknya nutrisi yang diambil, asupan nutrisi yang digunakan jadi energi pada glukosa dan sebagainya itu semuanya dibatasi dan prosesnya melambat kaitannya dengan kanker dengan demikian maka pembentukan sel-sel juga akan melambat otomatis dan itu bagi kanker akan sangat merugikan dia dimana dia kan ingin menguasai tubuh inangnya atau induknya. Nah akibat berpuasa ini, otomatis pertumbuhan sel-sel melambat ya pembelahan sel menjadi terganggu atau berkurang otomatis jadi tidak begitu cepat pertumbuhannya.”
Menurut dokter yang mendapat gelar spesialis bedah dari Universiats Sumatera Utara ini, satu hal yang baik saat orang berpuasa biasanya kadar gula dalam tubuhnya akan menurun sementara kita tahu gula ini adalah “makanan” sel kanker. Maka hal ini akan sangat membantu atau menguntungkan bagi penderita kanker jadi berpuasa bagi penderita kanker itu secara umum baik. Tetapi perlu diperhatikan berpuasa yang bagaimana?
Pasien Kanker dengan Leukosit Drop
“Situasi pasien kanker ya bagaimana kah? Karena bagaimanapun apabila berpuasa dilakukan secara terus-menerus bagaimanapun pada satu titik dia akan mengakibatkan kelemahan misalnya nutrisi tidak diperbaiki asupan makanan tidak baik,” ungkap Dokter Indra. “Pasien kanker yang melakukan kemoterapi itu biasanya seminggu pertama akan sering mual muntah. Pada kondisi ini otomatis asupan makanan jadi berkurang, nah itu harus diwaspadai.” Lanjutnya.
Dikaitkan dengan Surat Al Qamar ayat 49 tersebut, dengan melakukan penelitian maka dapat ditentukan pasien-pasien kanker mana yang pantas untuk menjalani puasa dan mana yang kurang pantas, atau sama sekali bisa dikatakan kontraindikasi untuk melakukan puasa. Menurut penelitian dan pengalaman pasien yang menjalani kemoterapi itu biasanya pada minggu pertama, daya tahan tubuhnya akan menurun, “Menurun ditandai dengan leukosit nya akan jauh menurun misalnya dari normalnyadi atas empat ribu ketika selesai terapi hari kelima, hari turun dan hanya tinggal empat ratus saja. Memang sifatnya individu, tidak sama antara satu dengan lainnya. Nah kalau sudah sampai yang imunitasnya rendah, tanpa puasa saja kondisinya sudah harus diwaspadai, istilahnya orang batuk jarak berapa meter dari dia, kuman bisa langsung menginfeksi, begitu mudahnya. Jadi kita tidak menganjurkan puasa pada pasien dengan kondisi seperti ini, “ demikian dokter Indra menjelaskan.
Kondisi Terbaik Berpuasa
Tentu berbeda dengan pasien dengan kondisi pasca kemoterapi dengan kondisi baik, “Tapi kalau untuk pasien yang selesai satu minggu setelah kemoterapi dan angka leukositnya di atas tiga ribu mungkin kita masih bisa membolehkan si pasien menjalani puasa tapi dengan catatan harus mengawasi tubuhnya. Begitu tubuhnya mengalami penurunan atau mengalami demam atau dia misalnya diare, muntah. Itu jangan diteruskan berpuasa,” ungkapnya memberi gambaran.
Begitu tubuhnya mengalami penurunan atau mengalami demam atau dia misalnya diare, muntah. Itu jangan diteruskan berpuasa
Umumnya memang ada tiga fase pasca kemoterapi.
- Seminggu Setelah Kemoterapi, biasanya pasien sangat ngedrop, mual muntah hebat, rambut rontok kemudian HB leukosit trombosit nya itu akan menurun bahkan bisa menurun sangat drastic.
- Dua Minggu Setelah Kemoterapi, kedua setelah kemoterapi kondisi ini akan membaik tetapi belum stabil.
- Tiga Minggu Setelah Kemoterapi, biasanya kondisi sudah stabil sudah normal, selera makan sudah kembali lagi karena mungkin obat kemo di dalam tubuhnya sudah berkurang jumlahnya, sehingga dia pulih kembali. Posisi ketiga inilah yang ideal dijadikan moment untuk dapat menjalani puasa. Meski selalu dengan pengawasan dokter tentunya.
Hingga apa yang disampaikan Dokter Indra menjadi jelas, meski puasa sangat bermanfaat dalam menekan pertumbuhan sel kanker, namun kondisi pasien juga sangat menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjalankan puasa terlebih Puasa Ramadhan yang setiap ummat islam rindukan untuk dapat menjalankannya dengan penuh keimanan.
Selamat menjalankan ibadah puasa dan meraih malam seribu bulan pada sepuluh malam terakhir Bulan Ramadhan 1443 Hijriah.
Dasuciana
Sumber Foto : Channel Youtube “Halo Awal Bros”