Benarkah Minum Jamu Dapat Menyebabkan Sakit Ginjal

Lebih memilih minum jamu atau obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit? Konon katanya minum jamu bisa bikin sakit ginjal lho?! Apa iya begitu? Mau tau jawabannya?

Dr Eneng Widianingsih Iryani Ketua PROKAMI Bogor Raya
Pada Ahad (26 /08) pagi, DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si yang menjabat sebagai ketua PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia) berbincang seputar “Peran Pengobatan Tradisional Indonesia dalam Menyehatkan Bangsa” dalam Seminar Kesehatan yang digelar secara online.
Penyelenggara seminar kesehatan ini adalah Islamic Medical Association and Network of Indonesia (IMANI) – Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia (PROKAMI) sebuah organisasi yang terbentuk pada 6 Oktober 2002 di Jakarta. Organisasi ini bertekad menjadi Perhimpunan Tenaga Profesi Kesehatan Islami yang memberi manfaat terhadap seluruh ummat. Organisasi ini berusaha menjawab tantangan dunia Kesehatan dan Islam saat ini yang kian kompleks. Organisasi bersifat Non Profit, Independen, dan Organisasi Non Pemerintah.
Seminar kesehatan ini di mulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dilanjutkan dengan sambutan oleh Dr Eneng Widianingsih Iryani selaku Ketua PROKAMI Bogor Raya, “PROKAMI Bogor Raya adalah bagian dari organisasi IMANI-PROKAMI, yang Alhamdulillah kini sudah hadir di beberapa daerah….dari acara ini saya berharap bisa memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat. Mengapa kami memilih tema pengobatan tradisional karena pemgobatan tradisional sudah berkembang dengan pesat dan mudah diperoleh sebagai upaya untuk lebih sehat, terutama di masa pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya.”
Obat Tradisional dan Gagal Ginjal
Menariknya dari seminar tersebut adalah adanya pertanyaan apa hubungan obat tradisional dan penyakit ginjal? Berita mengenai efek negatif jamu dengan penyakit ginjal memang sangat santer terdengar. Apa benar demikian? Jawabannya bisa benar bisa juga tidak.

DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si
Pertanyaan yang sama juga diajukan peserta seminar online kali ini yang kemudian dijawab oleh DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si sebagai berita hoax. Ya hoax! Alias tidak benar jamu menyebabkan penyakit ginjal, dengan catatan jamu atau obat tradisional yang dikonsumsi sudah memiliki ijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), diminum dengan dibarengi pencegahan lain seperti minum air putih minimal 2 liter, “Jika digunakan dengan benar, jamu justru akan bersifat nefroprotektif atau suatu perlindungan terhadap ginjal yang dapat ditemukan pada senyawa yang berasal dari bahan alam”

Kasus lain tentang pengobatan tradisioal yang tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup. bisa dibaca di instagram @dokterdecsa
Sedangkan yang dimaksud jamu yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal adalah kasus yang diungkap Dr Decsa Medika Hertanto, dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUD Dr Soetomo Surabaya. “Ada kasus yang sering terjadi, ada Pria usia 35 tahun pekerjaannya salesman. Tiap hari selalu capek dan pegal-pegal, untuk mengatasi hal ini, tiap hari minum jamu pegel linu selama 4 tahun dia bekerja, Tiap minum jamu langsung hilang keluhan pegal-pegalnya. Ternyata pada kemasan jamu tidak terdapat ijin edar BPOMnya…karena banyak juga jamu yang ditambahkan (oleh tukang jamu) obat golongan steroid dan obat nyeri, natrium diklofenak dan ibuprofen (sebagai tambahan ramuannya)” ungkap Dr Desca yang kemudian menceritakan kondisi pasien tersebut yang setelah melakukan cek laboratorium terdiagnosa gagal ginja stadium 5.
Jadi memang jamu apapun jika digunakan sesuai komposisi dan aturan kemudian jelas ijin edarnya, makan justeru akan menjadi obat bukan sebaliknya. Maka jawaban pertanyaan apakah jamu dapat merusak ginjal jelas digambarkan dari penjelasan para dokter tersebut.
Saat ini untuk dapat mengetahui suatu obat atau makanan aman dikonsumsi sangat mudah, yakni hanya dengan membuka website https://cekbpom.pom.go.id/ dan melakukan pengecekan terhadap produk yang ingin dikonsumsi. Harapan BPOM, masyarakat selalu melakukan tindakan CEK-KLIK sebelum mengkonsumsi suatu produk.
Cek KLIK yang dimaksud adalah
- Cek Kemasan,
- Cek Label
- Cek Izin edar
- Cek Kadaluarsa
Sehingga kejadian pasien yang diceritakan Dr Decsa tidak terulang lagi pada pengguna obat tradisional lainnya. Jadilah manager terbaik bagi diri sendiri dengan menentukan apa yang baik dan sehat untuk kita konsumsi. Demikian pesan yang selalu diingatkan Dr Abidinsyah Siregar, DHSM, MBA, M.Kes
Gunakan obat tradisional yang tepat dengan berkonsultasi kepada ahlinya, jangan mencoba meracik sendiri tanpa pengetahuan yang cukup. Terlebih jika menggunakan pengobatan tradisonal bersamaan dengan pengobatan konvensional, pesan DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si tak kalah tegas, “Tetap perlu berhati-hati”
Salam Sehat Selalu!
dasuciana