Kisah Keluarga yang Terpapar Covid-19 (Bagian 2) Selesai

Kisah Keluarga yang Terpapar Covid-19
(Bagian 2 ) Selesai
“Sakit Bareng, Menjadikan Kompak Namun Harus Rela Tinggalkan Bayi”
Penulis : Dina Dasucianawati
Memang tak perlu harus sakit bersamaan dalam keluarga untuk bisa mendapatkan sebuah kekompakan keluarga. Tapi nyatanya, dengan sakit bersamaan dengan semua anggota keluarga akan timbul sebuah kerjasama yang dapat menguatkan hubungan sesama yang membuat semakin mengenal karakter dan menghasilkan kekompakan sebagai bonusnya.
Memang tidak ada keluarga yang menginginkan sakit bersamaan terlebih terpapar virus corona yang dampaknya pada kesehatan juga bukan sesuatu yang biasa saja. Tapi apa mau dikata jika akhirnya semua anggota keluarga terpapar dan bahkan harus ada yang meninggal karenanya.
Ini sebuah keadaan yang harus diterima tanpa syarat. Lalu bagaimana sebuah keluarga bisa terpapar virus bersamaan? Salah satunya karena pembawa virus corona dalam keluarga tidak menyadari. Sehingga dimasa inkubasi masih tetap berinteraksi dengan keluarga. Terlebih si pembawa virus corona merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG), virus menyebar di rumah tanpa peringatan terlebih dulu. (Baca juga https://www.kanal-kesehatan.com/7083-kisah-keluarga-yang-terpapar-covid-19)
Suami Tugas Ke Libanon, Bayi Ditinggal Di Rumah

Suasana Wisma Atlet, Kemayoran Awal tahun 2021. Foto : Dok. Pribadi
Saat diwawancarai www.kanal-kesehatan.com Angi Kania Putri (31 th) mengaku tidak ingin mengingat masa-masa sulit di Wisma Atlet, Kemayoran. Saat dirinya, ibunya dan satu anaknya yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak harus dikarantina karena positif Covid-19.

Mengantri untuk menjalani Test Swab PCR di Wisma Atlet, Kemayoran sebagai syarat untuk dapat pulang jika virus sudah negatif. Foto : Dok. Pribadi
Pasalnya sebulan sebelum kejadian ini, Suami pergi bertugas sebagai Pasukan Perdamaian yang tergabung dalam Kontingen Garuda ke Libanon. Ditambah bayinya yang terkonfirmasi Negatif Covid-19 harus tetap tinggal di rumah bersama kerabatnya.
“Awal kena sih kurang tau pastinya kena karena apa, tapi beberapa hari terakhir memang ada yang berkunjung ke rumah dan tidak pakai masker, dan seringkali membeli kebutuhan sehari-hari keluar rumah” ungkap ibu muda ini tegar.

Olahraga pagi di Wisma Atlet, Kemayoran. Foto : Dok. Pribadi
Setelah 11 hari dikarantina di RSD Wisma Atlet, Kemayoran akhirnya dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan bayinya bahagia karena dapat kembali memberikan ASI yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayinya.
“Hikmah jadi lebih bersyukur untuk setiap nikmat Allah, bisa mencium, bisa merasa, bisa merawat anak sehari-hari, juga merupakan hikmah yang bisa saya ambil. Jadi jangan mengeluh tapi harus banyak bersyukur, karena kalau sudah sakit semua itu sangat dirindukan. Bersyukur untuk setiap setiap takdir Allah,” tambahnya lagi.
Rajin Suntik Vitamin, Tetap dapat “Jatah”

Saat mejalani karantina dan perawatan di RS Mitra Jatiasih, Bekasi Foto : Dok. Pribadi
“Semenjak pandemi saya konsumsi banyak suplemen, dari madu sampai rajin suntik vitamin c dan vitamin lainnya. Pada hari Selasa (19/1) saya merasa gak enak badan, seperti kecapean banget. Tapi tetap ke kantor distibutor karena ada meeting. Di sana ketemu salah satu karyawannya yang juga kurang fit. Rabunya saya batuk-batuk. Kamis malam suami ikut batuk-batuk. Suami sempat ke klinik sepulang kerja dan bertemu pasien yang juga sering sekali batuk. Saat sabtu pagi saya bener-bener panik, karena saya beneran tidak bisa mencium bau apa-apa. Langsung sadar kalau ini corona,” ungkap Icha (33 th) menceritakan kronologi dirinya dan keluarga yakni Ican (suami) 33 tahun, dan tiga anak (Cantika 10tahun, Greibie 4 tahun, dan Aufar 2 tahun) yang terpapar virus corona.
Akhirnya dengan segala suasana chaos karena harus menentukan tempat isolasi mandiri antara ke rumah sakit atau bahkan ke Wisma Atlet, Kemayoran karena ada gejala. Icha akhirnya lega dengan mendapat ruang perawatan bagi mereka sekeluarga di Rumah Sakit Mitra Jatiasih, Bekasi dekat rumah mereka.
Keputusan untuk isolasi di rumah sakit juga sangat tepat mengingat kondisi kesehatan mereka yang jadi cepat terpantau dan diberi pengobatan yang efektif.

Icha berupaya semakin menjaga kesehatan dalam keluarganya. Foto : Dok. Pribadi
Kini, mereka sekeluarga sudah dapat beraktivitas kembali, Hikmah yang mereka bisa ambil dari kejadian ini sungguh luar biasa, “Semakin dekat dengan Allah, semakin kuat kerjasama dengan suami dan anak, karena hitungannya lebih dari 2 minggu kita benar-benar dalam satu ruangan yang sama, tanpa kegiatan lain selain saling menyemangati bersama mendekat kan diri dengan Allah,”
Satu lagi menurut Icha, sebagai penyintas Covid-19 dirinya menjadi semakin menjaga kesehatan, “Dan pasti lebih menjaga kesehatan diri dan keluarga. Kita juga jadi tahu mana rekan yang peduli dan mana yang memang ada saat butuh dengan kita aja,” tandasnya.
Dari musibah ini, keluarga Icha juga berduka atas meninggalnya Nenek mereka yaitu Hj. Euis Halimah karena Covid-19.
“Buat yang sedang melawan Covid-19, yuk kita semangat. Buat yang belum kena, jaga kesehatan, olahraga, minum vitamin, kalian gak sendirian, kami bisa sembuh, kalian juga pasti bisa!” pesan Icha berempati.
Tips Menjaga Keluarga
Keluarga kecil ini tak kalah upayanya menjaga kesehatan keluarga. Dewi Puspitasari (31 th) bersyukur keluarganya masih terjaga dan tidak terpapar virus corona. Kita bisa belajar dari upayanya menjaga keluarga sebagai Ibu rumah tangga yang juga berbisnis online tentang bagaimana keluarganya menghadapi Pandemi ini.

Hidroponik menjadi hobi baru saat pandemi.
“Sebenarnya kondisi pandemi membuat saya cemas dan takut. Namun dengan menjalani aturan pemerintah untuk “stay at home” kami sekeluarga merasa senang berkumpul dirumah. Meski memberikan pengertian ke anak-anak agak butuh perjuangan, tapi suami jadi menemukan hobi baru yaitu bercocok tanam tanaman hidroponik. Lumayan juga ngerasain panen sawi, kangkung, dan bayam sendiri,” ungkap Ibu dari Rayyan Ibra 6 tahun dan Gibran Muhammad 5 tahun ini.

Memasak makanan sendiri adalah salah satu upaya menjaga kesehatan keluarganya. Foto : Dok. Pribadi
“Sebagai seorang istri, saya hanya bisa mensupport suami ketika Work From Office (WFO) dengan menyiapkan bekal buatan rumah, bawa botol minum sendiri, bekali disinfektan dan masker menjadi salah satu ikhtiar keluarga kami agar terhindar dari virus ini. Alhamdulillah suami termasuk yang disiplin sehingga meski beberapa kali teman-teman sekantornya ada yang terinfeksi, tidak membuat jiwanya gentar untuk menyelesaikan kewajibannya sebagai abdi negara, ” tambahnya.
Suaminya, M. Hermawan A (36 th) yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak selalu manjalani test Swab PCR untuk mencegah virus covid 19 di klaster perkantoran, “Mendapat laporan negatif setiap bulannya membuat saya agak sedikit lega. Meski begitu bukan berarti menjadikan saya juwama dengan berpikir bahwa semuanya sudah baik-baik saja. Hal yang bisa saya lakukan adalah tetap dirumah saja hingga tidak terasa hampir setahun,” ujar Dewi.
Lebih lanjut Dewi berbagi tips agar terhindar dari paparan virus corona ala keluarganya, yakni
- Mengupayakan makan masakan sendiri,
- Tetap pakai masker kemanapun meski sekedar belanja sayur mengingat makin banyak warga yang abai disekitar rumah,
- Meminimalisir jajan online atau offline,
- Menciptakan suasana rumah yang selalu hangat meski hanya dengan rutinitas nobar drama korea, dan
- Paling penting adalah memperbanyak dan memperbaiki ibadah agar kualitas iman tetap terjaga. semoga sampai pandemi ini berakhir, keluarga kecil saya tetap sehat selalu.
Jangan Bawa Virus Ke Rumah!
Menjaga keluarga tetap sehat membutuhkan kesadaran semua anggota keluarga. Selain mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, agar dapat meningkatkan imunitas, tapi juga harus tetap bergerak menjauhi kegiatan sedentari (kegiatan yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, dengan karakteristik kelauran jkalori sangat sedikit yakni kurang dari 1,5 METs.) Jika menjalani Work From Home (WFH) lakukan peregangan setiap 30 menit sekali.
Jika selama pandemi dan menjalani kebiasaan normal baru membuat Anda stres, bicarakan dengan orang terpercaya untuk meluapkan perasaan agar keadaan mental kembali stabil. Sesama anggota keluarga harus saling menguatkan, karena rasa cinta, kasih sayang dan perhatian juga merupakan obat dan dapat menjaga imunitas.
Sayangi keluarga dengan tidak meremehkan protokol kesehatan meski banyak orang yang sudah mengaku jenuh dan abai. Pahami dan patuhi lagi Protokol VDJ dalam setiap aktivitas. Jangan beraktivitas di luar rumah jika tidak mendesak.
Tiga Aspek VDJ

Sumber : Instagram @pandemictalks
Ventilasi
- Jauhi ruangan dengan ventilasi buruk (ruangan tertutup dan berpendingin) Karena penularan Covid-19 menjadi rendah jika ada sirkulasi udara segar didalam ruangan.
Durasi
- Batasi durasi berinteraksi dengan orang lain, terutama saat saling berbicara. Mengingat saat berbicara akan berpotensi mengeluarkan droplet sehingga penting sekali selalu memakai masker.
Jarak
- Jaga jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain saat berinteraksi dan beraktivitas.
Semakin banyak pertemuan dalam lingkaran sosial yang Anda lakukan, akan berdampak pada lingkungan terkecil Anda yakni keluarga untuk terpapar virus corona. Selalu Memakai Masker, Mencuci Tangan dan menjaga Jarak.
Ingat, Jangan bawa virus ke rumah dan keluargamu!
Dina Dasucianawati