PISPK juga semarak di Sulawesi Tengah.

PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) telah dilaksanakan sejak tahun 2016, namun untuk Provinsi Sulawesi Tengah baru dimulai pada tahun 2017 yang lalu. Perkembangan implementasi PISPK di wilayah ini juga ssemakin semarak, semakin banyak keluarga yang telah dikunjungi dan didata kesehatannya. Inilah capaian Provinsi Sulawesi Tengah sampai awal April 2018, yang disajikan pada Rencana Aksi Daerah Perepatan PISPK Provinsi Sulawesi Tengah di Palu, tanggal 9-11 April 2018. Acara ini dibuka oleh Bapak Sekda yang mewakili Bapak Gubernur.
Tabel 1. Perkembangan jumlah keluarga yang telah dikunjungi dalam pelaksanaan PISPK di Prov. Sulawesi Tengah.
Peringkat kab/kota dalam Prov. Sulawesi Tengah
Jumlah dan cakupan keluarga yang telah dikunjungi dapat dirinci menurut kab/kota di wilayah ini. Jumlah keluarga yang telah dikunjungi, didata kesehatannya dan telah dimasukkan ke dalam apikasi keluarga sehat, dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Jumlah keluarga yang dikunjungi menurut kab/kota di Sulteng
Peringkat pertama jumlah keluarga yang tebanyak dikunjungi adalah Kab. Parigi Moutong, disusul Kota Palu dan Kab. Donggala. Peringkat terrendah diduduki oleh Kab. Banggai Laut dan Kab. Banggai Kepulauan. Hasil diskusi dengan para pengelola PISPK di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa sebenarnya jumlah keluarga yang telah dikunjungi jauh lebih banyak dari yang tercatat pada aplikasi keluarga sehat. Sebagian besar memang belum diinput karena jaringan internet yang sering bermasalah, hal ini pula yang dialami oleh Kab. Banggai Laut dan Kab. Banggai Kepulauan.
Bila diperhitungkan cakupan keluarga yang telah dikunjungi, maka gambaran capaiannya menurut kab/kota dapat disimak pada gambar berikut. Kota Palu menduduki peringkat pertama dengaan cakupan 36% disusul Kab. Morowali Utara dan Kab. Parigi Moutong, Sedangkan cakupan terrendah keluarga yang tealh dikunjungi dan telah masuk dapal aplikasi keluarga sehat adalah Kab. Banggai Laut dan Banggai Kepulauan.

Gambar 2. Cakupan kunjungan keluarga menurut kab/kota di Sulteng.
Dimanakah posisi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Sulawsi Tengah berdasarkan peringkat dalam provinsi dan peringkat skala nasional? Jawabannya tertulis pada tabel berikut. Peringkat tertinggi di Sulteng yaitu Kota Palu, di tingkat nasional menduduki peringkat 53 pada bulan April ini, naik setingkat dibnding peringkaatnya pada bulan Januari yang lalu. Peringkat 400 ke bawah harus segera mengejar ketertinggalannya karena cakupan akan menentukan apakah capaian IKS (Indeks Keluarga Sehat) sudah stabil atau belum. Untuk Provinsi Sulteng, nilai IKS yang dirasa sudah stabil adalah Kota Palu dan Kab. Morowali Utara, karena cakupannya sudah sekitar 30%.
Tabel 2. Peringkat cakupan kunjungan keluarga Kab/Kota dalam Provinsi Sulteng
Nilai IKS menurut kab/kota di Provinsi Sulteng dapat dilihat pada gambar berikut. Nilai IKS tertinggi ditempati oleh Kab. Morowali (0,194), Kab. Morowali Utara (0,179) dan Kota Palu (0,161). Harap dimaklumi, nilai IKS belum stabil bila cakupannya masih rendah.

Gambar 3. Indeks Keluarga Sehat menurut kab/kota di Sulteng
Peringka IKS kab/kota di Sulteng dan pergeserannya dari bulan Januari ke April 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. Peringkat tertinggi di Sulteng yaitu Kab. Morowali, pada bulan April ini menduduki peringkat 102 skala nasional, meningkat dibanding peringkatnya pada bulan Januari 2018.
Tabel 3 Peringkat IKS kab/kota di Sulteng dalam provinsi dan nasional
Gambaran capaian masing-masing indikator keluarga sehat di Provinsi Sulteng dapat dilihat pada gambar sebagai berikut. Paling tertinggal adalah kesehatan jiwa, disusul hipertensi, tuberkulosis, keluarga berencana, merokok dan cakupan JKN. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, perlu segera dilakukan intervensi, yang tentu beragam antar kab/kota, sesuai dengan masalah yang menonjol di wilayah masing-masing.

Gambar 4. Capaian 12 indikator keluarga sehat di tingkat Prov. Sulteng
Secara umum tergambar bahwa implementasi PISPK di Sulawesi Tengah semakin semarak dengan variasi cakupan yang relatif lebar. Bagi kab/kota yang telah mencapai sekitar 30%, nilai IKS kemungkinan sudah tidak akan bergeser banyak, sehingga itulah IKS kab/kota tersebut. Intervensi kesehatan masyarakat harus terus dilanjutkan dengan model intervensi yang beragam, karena masalah di tiap kab/kota berbeda-beda. Selamat bekerja dan semoga PISPK di Sulteng segera menampakkan hasil: cakupan kunjungan keluarga terus meningkat dan IKS serta capaian 12 indikator keluarga sehat juga membaik.

Gambar 5. Tampak Bapak Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemkes berfoto bersama Kadinkes Provinsi beserta para bupati/walikota di Sulteng.