PISPK semakin semarak, peringkat berapa provinsi anda di bulan April ini?

Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2016 telah dilaksanakan PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga), suatu bentuk pelayanan kesehatan yang pro-aktif menjemput sasaran melalui kunjungan ke setiap keluarga. Kini menginjak tahun ke 3, implementasi PISPK semakin semarak, terus meningkat cakupannya dan mulai membutuhkan model intervensi yang beragam antar wilayah. Sampai awal April 2017 sudah sebanyak 9.032.406 keluarga telah dikunjungi, atau bila dihitung cakupannya berarti telah mencapai 13,77%. Kemajuan kunjungan keluarga secara nasional dari bulan ke bulan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Perkembangan jumlah keluarga yang telah dikunjungi dalam pelaksanaan PISPK di Indonesia.
Peringkat provinsi
Bila diurai antar provinsi, perbandingan jumlah keluarga yang telah dikunjungi dan didata indikator kesehatannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Jumlah keluarga yang dikunjungi menurut provinsi
Tampak bahwa 3 provinsi besar di Jawa (Jatim, Jateng dan Jabar) mendominasi jumlah, karena memang 3 provinsi tersebut mempunyai jumlah penduduk yang banyak. Namun bila kita lihat cakupan keluarga yang telah dikunjungi, rinciannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Cakupan kunjungan keluarga menurut provinsi.
Saat ini cakupan tertinggi dipegang oleh Provinsi Bangka Belitung, disusul Riau, Sulawesi Barat dan Sumatera Barat. Sementara paling sedikit adalah Provinsi Papua, disusul NTT dan Sulawesi Utara. Khusus untuk DKI Jakarta, mereka mengembangkan aplikasi KPLDH (Ketuk Pintu Layani Dengan Hati) yang belum terintegrasi dengan aplikasi keluarga sehat, sehingga cakupannya terlihat rendah. Namun bila dilihat dengan aplikasi mereka, cakupannya sudah lumayan tinggi.
Dari berbagai diskusi dan hasil kunjungan lapangan, sebenarnya jumlah keluarga yang telah mereka kunjungi jauh lebih banyak dari yang tercatat di aplikasi karena 2 alasan yaitu:
• Jaringan internet yang lemah di banyak daerah sehingga mereka belum dapat memasukkan datanya.
• Adanya “delay” di pusat, karena banyaknya data yang diinput, sehingga tidak segera tampak dan beberapa hari kemudian baru bisa ditampilkan pada aplikasi keluarga sehat. Dalam hal ini Pusdatin Kemkes sedang bekerja keras untuk terus memperbaikinya.
Bagaimana dengan capaian indeks keluarga sehat (IKS)? Secara nasional, angka IKS adalah 0,158 artinya sebanya 15,8% keluarga yang sudah dikunjungi tergolong keluarga sehat. Rincian IKS menurut provinsi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gmbar 3. Indeks Keluarga Sehat menurut Provinsi
IKS terbaik masih dipegang oleh Provinsi DKI Jakarta (0,337) disusul Provinsi Bali (0,278), Provinsi Kalimantan Timur (0,261) dan Provinsi DI Yogyakarta (0,257). Sementara 3 terrendah adalah Provinsi Maluku (0,088), Provinsi Jambi (0,106) dan Provinsi Lampung (0,117) dan untuk Papua belum bisa ditampilkan karena cakupan kunjungan keluarga yang masih rendah. Capian IKS masih belum stabil, karena cakupan kunjungan keluarga yang masih sedikit.
Adapun capaian masing-masing indikator keluarga sehat secara nasional dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4. Capaian 12 indikator keluarga sehat di tingkat nasional
Tampak 6 indikator yang masih di bawah 50%, terrendah masih dipegang oleh kesehatan jiwa, disusul masalah hipertensi dan tuberkulosis. Capaian ke 12 indikator keluarga sehat berbeda-beda antar provinsi, juga antar kabupaten/kota. Oleh karena itu model intervensinya akan berbeda, sehingga program yang dilaksanakan masing2 daerah akan beragam pula.
Demikian perkembangan implementasi PISPK sampai awal April 2018, Bagaimana perkembangan bulan depan, kita tunggu saja. Cakupan keluarga tahun ini diperkirakan akan meningkat cepat karena jumlah Puskesmas yang melaksanakan PISPK meningkat menjadi 60%, naik 2 kali lipat dibandingkan tahun 2017 yang lalu.