Riskesdas 2018 segera dimulai

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 segera bergulir. Ini adalah Riskesdas ke 4 setelah pertama kali dilaksanakan pada tahun 2007/07, kedua tahun 2010 (khusus untuk mengukur MDGs), ketiga tahun 2013. Sebagaimana riset skala nasional lainnya, persiapan sudah harus selesai pada T-1 (setahun sebelumnya), dan tahun ini adalah pelaksanaannya.
“Sejak tahun 2017 Balitbangkes telah melakukan persiapan yang cukup panjang, dimulai dengan koordinasi dengan lintas program dan BPS untuk penajaman indikator yang akan diukur, pengembangan protokol, uji coba instrument dan pengorganisasian lapangan serta rekruitmen Pelatih Nasional” kata Dr. Siswanto MPH, DTPH, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, saat menyampaikan laporannya didepan Menteri Keksehatan dan seluruh peserta Rakornis (Rapat Koordinasi Teknis) Riskesdas tingkat Nasional. Rakornis riskesdas ini merupakan awal dimulainya kegiatan dilapangan, sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan konsolidasi seluruh pihak terkait dan khusunya dengan BPS baik dipusat maupun daerah mengingat Riskesdas 2018 ini akan beintegrasi dengan susenas maret 2018. Juga tidak kalah penting perlu dilakukan konsolidasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dalam pelaksanaan Riskesdas terutama penyiapan pengumpulan data yang akan kita lakukan pada bulan Maret – Mei 2018.

Gambar 1. Dr. Siswanto MPH, DTPH, sedang menyampaikan laporan kepada Ibu Menkes pada acara Rakornis Riskesdas Nasional.
Rakornis riskesdas nasional ini dihadiri oleh BPS, Bappenas, Kemendagri, unit utama di lingkungan Kemenkes sebagai pengguna utama data riskesdas, para Kepala Dinas Provinsi sebagai koordinator pelaksanaan Riskesdas di tingkat provinsi, para Kepala BPS provinsi yang akan mendukung dalam penyiapan lapangan mulai dari updating sampel, penyediaan peta blok sensus, blok I-IV Susenas, dan penunjuk jalan. Pengurus PDGI yang membantu dalam pemeriksaan gigi di 2500 blok sensus, PJT provinsi sebagai pelaksana teknis di provinsi, PJO provinsi sebagai pelaksana operasional di tingkat provinsi, tim pakar dan tim validasi yang dapat memberi masukan dan jaga mutu Riskesdas 2018, WHO dan Unicef.

Gambar 2. Sambutan Bapak M. Sairi Hasbullah, MA, Deputi Statistik Sosial BPS
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bapak M. Sairi Hasbullah MA, Deputi Statistik Sosial BPS, yang menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kinerja Balitbangkes dalam mempersipakan Riskesdas 2018. Data ini amat kaya apalagi diintegrasikan dengan susenas, sehingga makin lengkaplah variabel yang bisa dianalisis uantuk menjelaskan berbagai temuan riskesdas nanti. “Data selengkap ini di kawasan Asia Pasifik hanya dimiliki oleh Indonesia” ungkapnya. Disampaikan pula bahwa BPS dan segenap jajarannya di lapangan siap mendukung sepenuhnya terhadap persiapan maupun pelaksanaan Riskesdas 2018.

Gambar 3. Ibu Menteri Kesehatan, DR. dr. Nila Djuwita Moeloek, SpM(K) sedang menyampaikan sambutannya pada pembukaan Rakornis Riskesdas Nasional.
“Saya sampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh jajaran di lingkungan Badan Litbangkes yang selalu berkomitmen dalam menyediakan bukti ilmiah terhadap situasi pembangunan kesehatan melalui penelitian dan pengembangan kesehatan” ucapan ini mengalir pada awal Sambutan Ibu Menteri Kesehatan.
Selanjutnya Menkes menyatakan bahwa “Kita telah banyak memanfaatkan hasil Riskesdas sebelumnya untuk tujuan perencanaan, pemantauan dan evaluasi program pembangunan kesehatan baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. Tahun 2018 merupakan tahun-tahun akhir dari pelaksanaan Kabinet Kerja, juga merupakan tahun-tahun awal pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM), sehingga pelaksanaan Riskesdas 2018 menjadi momentum yang tepat untuk memotret kondisi pembangunan kesehatan kita”.
Tak lupa Ibu Menkes menyampaikan harapannya, agar luaran awal dari Riskesdas ini adalah menilai tren perubahan derajat kesehatan masyarakat, penilaian perubahan capaian indikator derajat kesehatan, penilaian perubahan besaran faktor risiko terhadap derajat kesehatan dan penilaian perubahan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Beliau juga menyampaikan rasa bahagia dan bangga, bahwa Riskesdas 2018 akan dilaksanakan terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bersama BPS. Hal ini merupakan momentum yang sangat penting sebagai upaya mendukung kebijakan Presiden yaitu “one data”, sehingga analisis hasil dapat dilakukan lebih komprehensif dan dapat mengungkap faktor-faktor di luar kesehatan yang berpengaruh terhadap kesuksesan pembangunan kesehatan. Tak lupa beliau menyampaikan bahwa peran Kepala Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota sangat penting dan menentukan keberhasilan Riskesdas 2018. “Oleh karena itu, saya meminta Saudara-saudara untuk menjaga kualitas data di lapangan melalui perekrutan tenaga lapangan dan penggerakan masyarakat terutama di wilayah yang telah ditetapkan menjadi sampel” demikian pesan Ibu Menkes.
Selesai memberikan arahan, Menteri Kesehatan memukul gong dan menyematkan atribut peneliti riskesdas sebagai tanda dimulainya Rakornis yang merupakan awal dari rangkaian kegiatan Riskesdas 2018.

Gambar 4. Ibu Menkes memukul gong tanda dimulainya Rakornis Riskesdas Nasional, yang merupakan langkah awal dari pelaksanaan Riskesdas 2018.

Gambar 5. Ibu Menkes menyematkan perangkat Riskesdas (jaket, topi dan tas) kepada 2 peneliti yang meeakili rekan2nya.
Ada 3 tujuan Riskesdas 2018 yaitu:
- Menilai status kesehatan masyarakat dan faktor determinan yang mempengaruhinya di tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
- Menilai perubahan indikator status kesehatan masyarakat dan faktor determinan yang mempengaruhinya di tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
- Menilai perubahan Indeks (IPKM) hasil pembangunan kesehatan tingkat kabupaten/kota
Meskipun Riskesdas sudah dilaksanakan 3 kali dan ini yang ke-empat kalinya, namun komparabilitas ada pada Riskesdas 2007, 2013 dan 2018, sedangkan Riskesdas 2010 variabelnya terbatas MDGs dan representasinya hanya sampai provinsi. Ini bisa dilihat dari besar sampel seperti tertera pada tabel berikut.
Tabel 1. Besar sampel Riskesdas 2007, 2010, 2013 dan 2018
Tampak bahwa besar sampel Riskesdas 2010 hanya 25% dari besar sampel Riseksdas lainnya, karena representasinya hanya sampai provinsi. Riskesdas 2018 sangat kaya variabel, karena sampelnya sama dengan sampel susenas.

Gambar 6. Foto bersama setelah selesai pembukaan Rakornis Riskesdas Nasional.
Untuk jenis dan jumlah indikator kesehatan yang dikumpulkan relatif serupa dengan Riskesdas 2013, yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:
- Prioritas untuk Indikator Program, SPM, SDGs, IPKM, PIS-PK, Germas (RPJMN sebagian sudah dikumpulkan pada Sirkesnas 2016)
- Berbasis komunitas (variabel dari unit analisis Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga)
- Dapat dipotret dengan cara cross sectional (potong lintang)
- Efisien dalam pelaksanaan pengumpulan datanya
Adapun integrasi Riskesdas dengan Susenas dapat disimak dari 3 hal: sampel, indikator dan laporan seperti tergambar di bawah ini.

Gambar 7. Integrasi Riskesdas dan Susenas 2018

Gambar 8. Foto bersama sambil menunjukkan huruf C – CERDIK.
Selamat datang Riskesdas 2018, semoga lancar dalam pengumpulan data, tajam dalan analisisnya dan bermanfaat luarannya.