Surat 60: Al Mumtahanah

Konten
Kali ini kami sajikan rangkuman pengajian keluarga yang membahas tentang Surat 60 (Al Mumtahanah). Semoga bisa makin menyehatkan rohani kita.
Arti dan Makna
Arti:
Mumtahanah berarti wanita yang diuji (Kalau “mumtahan” berarti lelaki yang diuji)
Fokus pada perempuan, karena pada kultur Arab, perempuan itu berada dibawah kendali lelaki, sehingga kemana-mana selalu didampingi oleh lelaki. Bila ada seorang wanita yang berjalan sendiri, itu berarti wanita kuat atau wanita yang dijadikan mata-mata.
Lihat surat 60 ayat 10:
QS 60: 10. Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Catatan:
Bila pernikahan kaum musyrikin, isteri kemudian menjadi muslim, maka saat itu juga suaminya sudah cerai dengan sendirinya. Jadi langsung putus, termasuk tidak berlaku hukum waris (yang bersangkutan tidak akan mendapatkan warisan)
Misalnya dalam satu keluarga, bila ada anaknya non-muslim maka anak ini tidak dapat warisan karena itu bukan anaknya lagi. Ini bisa disimak dari kisah Nabi Nuh waktu memanggil anaknya naik ke kapal, lihat QS 11: 43-46)
QS 11: 42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
QS 11: 43 43. Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
QS 11: 44 44. Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim .”
QS 11: 45. Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”
QS 11: 46. Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan
Jadi jelas bila anak kandung bukan muslim, putus hubungan saudara → bukan termasuk keluarga lagi.
Makna:
Menyadarkan manusia betapa pentingnya iman (Islam) dalam pandangan Illahi. Dan iman menjadi syarat utama besatunya keluarga di dunia dan di akhirat nanti.
Nanti kaum muslimin di surga berkumpul lagi dengan keluarganya. Di surga badannya berganti baru, tidak ada rasa cemburu atau benci, orang yang masuk surga mempunyai sifat baik.
Bersatunya keluarga muslim di surga dapat dilihat pada QS 52: 21
QS 52: 21. Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
Sebaliknya meskipun saudara dekat tetapi bila tidak seiman, akan dipisahkan di akhirat nanti. Lihat surat 66: 10
QS 66: 10. Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam).”
Jadi syarat terpenting adalah beriman. Orang yang beriman di akhirat akan tetap hidup bahagia, tersirat dalam surat 3: 169-171
QS 3: 169. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
QS 3: 170. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS 3: 171. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
Jadi mereka yang gugur di jalan Allah (orang2 beriman) akan tetap hidup, bisa menikmati taman surga atau tidur sampai hari dibangkitkan.
Hubungan Surat 60 (Al Mumtahanah) dan surat 59 (Al Hasyr)
QS 59 (Al Hasyr) menjelaskan tentang pengusiran dan pengumpulan maka QS 60 (Al Mumtahanah) mengingatkan agar kita menjaga keimanan kita sehingga saat di padang Mashar kita akan terhindar dari mara bahaya dan bencana.
Kita terhindar dari bencana bila pada hari akhirat nanti Malaikat mengucapkan salam: lihat QS 36: 58
S36:58. (Kepada mereka dikatakan): “Salam“, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
Malaikat bisa membedakan orang beriman dan tidak beriman, karena orang beriman itu mempunyai tanda, lihat QS 57: 12-14
QS 57: 12. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.”
QS 57: 13. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
QS 57: 14. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.
Malaikat tahu dan orang yang tak beriman diminta pergi menjauhi orang yang beriman, lihat QS 36: 50
QS 36: 59. Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.
Pesan2 Surat 60: bagaimana mengevaluasi iman.
1. Menyayangi dan mencintai semua manusia namun tidak membuatnya lepas dari mencintai Allah.
Cinta kepada Allah SWT adalah yang utama, cinta kepada Allah jangan sampai dikalahkan dengan cinta kepada lainnya. Contohnya adalah waktu memilih jodoh: Misalnya tetap memilih jodoh yang tidak seiman meskipun di Al Qur’an telah tertulis tidak diperbolehkan, ini berarti cinta kepada Allah SWT dikalahkan oleh cinta kepada pasangannya. QS 60 ayat 1 menunjukkan hal ini.
QS 60: 1: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
Dalam bahasa yang lebih kasar, dapat dilihat pada QS 2: 221 sebagai berikut:
QS 2: 221. Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
Firman Allah yang lebih tegas lagi terlihat pada QS 9: 24 sebagai berikut
QS 9: 24. Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Dalam bahasa yang lebih halus, terselip pesan senada seperti terlihat pada QS 3: 14 di bawah ini.
QS 3: 14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Sebaliknya bila kita mempunyai orang tua yang musyrik, kita harus tetap menghormati sebagai Bapak, tetapi kita tetap muslim yang taat kepada firman Allah SWT.
Kita dapat mengambil contoh pada kisah Nabi Ibrahim, seperti tertera pada QS 60: 4 sebagai berikut:
S60: 4. Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya. [1]: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah.” (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.”
Bapak tetap dihormati, meskipun Bapaknya musyrik, yang penting orang tua tidak bisa memaksa kita menyekutukan Allah SWT. Ini ditegaskan pada QS 31: 15.
QS 31: 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil kepada orang lain (termasuk kaum musyrikin) sepanjang yang bersangkutan tidak memerangi kita
QS 60: 7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS 60: 8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Nabi Muhammad SAW diutus bukan hanya untuk orang Arab dan lingkungannya, tetapi menjadi rahmat bagi semesta alam (bukan hanya dunia tetapi seluruh semesta), lihat QS 21: 107.
QS 21: 107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik kepada kaum musyrikin, bahkan kalau mereka minta perlindungan, supaya dilindungi dan diantarkan ke tempat yang aman, lihat QS 9: 6.
QS 9: 6. Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
Tanda keimanan adalah rasa kasih yang tulus kepada Allah SWT, ditandai dengan “kasih” / memberi, bukan meminta.
2. Orang beriman adalah orang yang menerima rasa salah (mengakui bersalah), dan memperbaiki diri dengan segera.
Orang pasti ada salah, karena salah itu soal biasa. Yang luar biasa adalah segera memperbaiki setelah salah.
Nabi Muhammad saja bisa berbuat salah, apa lagi kita. Namun yang paling penting adalah selalu beristighfar meminta ampun kepada Allah SWT, seperti tercantum dalam QS 60: 5
QS 60: 5. “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ciri orang beriman adalah bila bersalah segera minta ampun, bertaubat dengan sebenarnya taubat dan tidak mengulanginya lagi perbuatan salah tersebut. Ini tergambar pada QS 66: 8
QS 66: 8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Taubat nasuha: mengakui dan memperbaiki dengan segera. Bila orang berbuat salah, cahaya itu akan meredup, namun bila yang bersangkutan bertaubat secara sungguh2, maka akan bercahaya lagi.
3. Orang beriman itu menjalankan perintah Allah.
Jagalah sinar iman dengan menghayati dan mematuhi perintah Allah SWT, seperti yang tertera pada QS 60: 12
QS 60: 12. Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka[2] dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Orang2 musyrik akan menghancurkan iman, sehingga mereka menjadi tidak aman dan bukan surga tempartnya. Lihat QS 6: 82
QS 6: 82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ciri cinta adalah memberi (kasih), bukan mengambil atau meminta
Adalah termasuk syirik jika memadukan cinta kepada Allah SWT dengan cinta kepada yang lain. Seharusnya cinta kepada Allah SWT adalah yang utama, sedangkan cinta terhadap yang lain tidak sama besar atau lebih besar dari cinta kepada Allah SWT. Dan tanda cinta sejati adalah melaksanakan perintah2NYA seperti terlihat pada QS 2: 285
QS 2: 285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
Dalam pandangan agama Islam, rasa cinta pasti ada, dan itu bagus, asal tidak mengalahkan cinta kepada Allah SWT. Tanda cinta adalah kasih (memberi), untuk bisa memberi kita harus memiliki sesuatu baru kemudian bisa memberi sesuatu tersebut. Jadi berusahalah semaksimal mungkin agar mendapatkan rejeki yang banyak, untuk kemudian berbagi kepada sesama. Orang yang cinta harta tetapi tidak berbagai (tidak membayar zakat) à akan menjadi syirik. Lihat QS 41: 6, 7
QS 41: 6. Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,
QS 41: 7. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat
Demikianlah rangkuman pengajian keluarga yang menggali pesan2 dari Surat 60 (Al Mumtahanah). Semoga bermanfaat dan terima kasih.
[1] Nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah : Ini tidak boleh ditiru, karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An Nisa ayat 48).
[2] Perbuatan yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka itu maksudnya ialah mengadakan pengakuan-pengakuan palsu mengenai hubungan antara pria dan wanita seperti tuduhan berzina, tuduhan bahwa anak si Fulan bukan anak suaminya dan sebagainya.