Mengenal berbagai riset kesehatan skala nasional

Dalam 10 tahun terakhir ini banyak diselenggarakan riset kesehatan yang skalanya nasional, bahkan ada yang representaasinya sampai ke tingkat kabupaten/kota. Beragam jenis riset skala nasional ini sering disebut sebagai Riskesnas (Riset Kesehatan Nasional). Inilah jenis-jenis Riskesnas yang telah dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Riskesdas
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) merupakan riset skala nasional yang memetakan masalah kesehatan (status kesehatan, perilaku kesehatan, lingkungan kesehatan dan pelayanan kesehatan) dengan representasi sampai ke tingkat kabupaten/kota. Variabelnya sangat kaya, karena hampir semua indikator kesehatan ada di dalamnya. Riskesdas sudah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 2007/2008, tahun 2010 dan tahun 2013. Riskesdas selanjutnya akan diselenggarakan pada tahun 2018.
Riskesdas pertama kali dilaksanakan pada tahun 2007/2008. Ini merupakan kelanjutan dan peningkatan dari SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga), salah satu perbedaannya adalah besarnya sampel. SKRT hanya bisa diurai lebih lanjut sampai ke 3 kawasan, yaitu Jawa-Bali, Sumatera dan Indonesia bagian timur (selain Jawa, Bali dan Sumatera), sedangkan Riskesdas bisa diurai lebih lanjut untuk setiap provinsi, bahkan sampai kabupaten/kota, karena memang didisain sampai ke tingkat pengambil kebijakan di era desentralisasi, yaitu kabupaten/kota.
Itulah sebabnya Riskesdas merupakan lompatan besar bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemkes, karena mulai melaksanakan riset dengan variabel beragam dan cakupan yang luas. Selain peta masalah kesehatan sampai tingkat kabupaten/kota, juga dihasilkan IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) merupakan indikator komposit dari 24 indikator kesehtan utama, yang menggambarkan pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Dengan IPKM dapat dibuat peringkat kabupaten/kota dan peringkat provinsi yang menunjukkan tingkat keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya. Daerah dengan IPKM tertinggi berarti pembangunan kesehatan masyarakatnya terbaik.
Riskesdas kedua dilaksanakan pada tahun 2010. Ini permintaan khusus karena substansinya hanya sekitan MDGs (Millenium Development Goals), jadi variabelnya lebih terbatas, dan representasinya hanya sampai tingkat provinsi.
Riskesdas ke tiga dilakukan pada tahun 2013, ini serupa dengan Riskesdas 2007/2008, dengan sedikit pergeseran variabel dan perluasan cakupan pemeriksaan laboratorium (dulu hanya di perkotaan, sedangkan tahun 2013 meliputi perkotaan dan perdesaan). Laporan Riskesdas Nasional terdiri dari 2 buku, yang satu berisi laporannya dan satu buku lagi Riskesdas dalam angka yang berisi tabel tiap indikator kesehatan yang diteliti. Selain itu juga dipublikasi laporan Riskesdas tiap provinsi yang juga terdiri dari 2 buku: laporan dan Riskesdas Provinsi dalam angka.
Dari sini juga dihasilkan IPKM jilid 2 yang merupakan penyempuranaan dari IPKM 2007/2008. IPKM 2013 merupakan indikator komposit dari 30 indikator utama kesehatan, dan bisa dibagi menjadi 7 sub-indeks yaitu: kesehatan balita, kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan, penyakit tidak menular, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.
Ristoja
Ristoja (Riset Tumbuhan Obat dan Jamu) adalah riset yang bertujuan mendata semua jenis tubmuhan obat dan ramuan jamu yang ada dan digunakan dalam pengobatan tradisional di seluruh Indonesia. Ristoja sudah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu tahun 2012, tahun 2015 dan tahun 2017.
Hasilnya menakjubkan, selama 2 kali Ristoja, telah teridentifikasi sebanyak 2.670 spesien tumbuhan obat dan 15.773 ramuan jamu pada tahun 2012 dan 10.048 ramuan jamu pada tahun 2015. Temuan ini akan bertambah setelah Ristoja 2017 selesai diolah. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan agar kesehatan tradisional Indonesia makin berkembang.
Rikhus Vektora
Rikhus Vektora (Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit) merupakan riset yang khusus memetakan dan meneliti tentang vektor dan reservoir penyakit di seluruh Indonesia. Pada tahap pertama ini yang diteliti adalah nyamuk, tikus dan kelelawar. Rikhus Vektora telah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 2015 (meliputi provinsi), 2016 (meliputi provinsi) dan 2017 (meliputi provinsi).
Hasil utama dari Rikhus Vektora ini adalah peta penyebaran vektor dan reservoir penyakit pada wilayah yang telah diteliti. Peta ini akan lebih lengkap setelah Rikhus Vektora ke 3 selesai diolah
Rifaskes
Rifaskes (Riset Fasilitas Kesehatan) dilaksanakan pada tahun 2011, yang diteliti adalah fasilitas kesehatan yaitu seluruh Puskesmas dan seluruh Rumah Sakit Pemerintah serta seluruh laboratorium. Ruang lingkupnya hampir seuruh aspek: Sumber Daya Manusia, sarana-prasarana kesehatan, perlatan medis non-medis, sediaan farmasi, program lengkap dengan pedomannya.
SDT
Studi Diet Total (SDT) terdiri dari dua kegiatan besar, yaitu Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) yang dilakukan pada tahun 2014 dan Analisis Cemaran Kimia Makanan (ACKM) yang dilakukan pada tahun berikutnya 2015. SKMI merupakan kegiatan mengumpulkan informasi data konsumsi makanan individu yang lengkap, sebagai dasar untuk melakukan kegiatan ACKM, sedangkan ACKM untuk menentukan tingkat keterpaparan senyawa kimia pada makanan yang dikonsumsi penduduk.
Itulah beberapa jenis riset kesehatan nasional. Biasanya dalam setiap riskesnas, persiapan (dari penyusunan proposal penelitian, instrumen penelitian sampai persiapan peralatan) dilakukan setahun sebelumnya, sehingga tahun berikutnya tinggal menjalankannya.