Perlu terobosan untuk mempercepat penurunan AKI

Dalam Rakerkesnas 2017, diadakan kajian ilmiah yang kali ini ditampilkan oleh AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia). Tampil sebagai penyaji adalah Prof. DR. Dr. Akmal Taher SpBU (K) yang menyajikan pengantar dan metodologi yang digunakan untuk mengupas belum signifikannya penurunan angka kematian ibu. Dilanjutkan penyajian oleh DR. Dr. Trihono MSc, yang membahas perlunya terobosan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, agar target SDGs (Sustainable Development Goals) tahun 2030 AKI (Angka Kematian Ibu) menjadi <70 per 100.000 kelahiran hidup, bisa tercapai.
AKI pada tahun 2010 sebesar 346/100.000 kelahiran hidup dan hasil Supas 2015 menunjukkan sedikit penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup. Bila intervensi kita lakukan seperti sekarang ini, dipastikan target SDGs than 2030 tidak akan tercapai. Gambaran proyeksi AKI dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 1. Proyeksi Angka Kematian Ibu Tahun 2030

Sumber: analisis tim TA-0 Evidence Summit
Garis biru menunjukkan bahwa bila “business as usual” maka diproyeksikan AKI pada tahun 2030 masih 212/100.000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi dari target SDGs yang <70/100.000 kelahiran hidup. Bila kita ingin mencapai target SDGs, maka diperlukan annual reduction rate sebesar 9,5% per tahun. Ini tidak mudah dan oleh karena itu perlu terobosan besar berupa intervensi yang jitu, sehingga kematian bisa dicegah atau dikurangi secara signifikan.
Dilihat dari periode kematian ibu, analisis lanjut dari kematian maternal hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan bahwa >75% kematian terjadi saat melahirkan sampai 2×24 jam pasca pesalinan. Jadi dalam hal ini pelayanan kesehatan maternal yang cepat, tepat dan berkualitas amat menentukan hasilnya.
Tabel 1. Periode kematian ibu

Sumber: Badan Litbangkes & UNFPA, 2012
Dua informasi di atas menunjukkan bahwa harus ada perubahan mendasar terhadap sistem pelayanan kesehatan maternal, khususnya peningkatan kualitas pelayanan pada saat persalinan dan 2 hari pasca persalinan. Intervensi selama kehamilan juga perlu terobosan, karena sebagian kematian maternal disebabkan oleh kualitas ante natal care yang masih rendah, sehingga diagnosis penyakit penyerta pada ibu hamil sering terlambat ditegakkan.
Ada usulan perubahan kebijakan mendasar apa yang harus dilakukan Kemkes? Bila anda punya solusi, sampaikan kepada kami.