Reproduksi dan Penggunaan Alat Kontrasepsi 10 Kota di Indonesia

Konten
Penggunaan alat kontrasepsi perlu diperhatikan terutama terkait dengan pentingnya hal tersebut dalam proses reproduksi. IPKM basis Riskesdas 2013 ini terdiri dari 30 indikator utama kesehatan, dan bisa dikelompokkan ke dalam 7 sub-indeks yaitu: kesehatan balita, kesehatan reproduksi, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan, penyakit menular, penyakit tidak menular dan kesehatan lingkungan.. Kementerian Kesehatan di tahun 2014 menerbitkan IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) yang kedua, berbasis hasil Riskesdas tahin 2013. IPKM yang pertama diterbitkan pada tahun 2010 berbasis data Riskesdas 2007.
Untuk sub-indeks kesehatan reproduksi, meliputi 3 indikator kesehatan sebagai berikut.
-
Penggunaan alat kontrasepsi (MKJP)
Penggunaan alat kontrasepsi dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu sterilisasi pria, sterilisasi wanita, IUD/ AKDR/ Spiral, diafragma, susuk/ implant pada pasangan usia subur umur 15 – 49 tahun.
-
Pemeriksaan Kehamilan (K4 : 1-1-2)
Frekuensi pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan minimal dilakukan 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.
-
Kurang Energi Kronis (KEK) pada WUS
Wanita usia subur umur 15 – 49 tahun (hamil dan tidak hamil) yang diukur lingkar lengan atas pada saat penelitian. Kurang Energi Kronis (KEK) jika lingkar lengan atas di bawah 23,5 cm
Berdasarkan nilai pada sub-indeks kesehatan reproduksi, maka peringkat 10 besar terbaik di bidang kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Sepuluh kabupaten/kota terbaik menurut sub-indeks kesehatan reproduksi
No | Kabupaten/Kota | Kesehatan Reproduksi |
---|---|---|
1 | Gianyar | 0.6977 |
2 | Badung | 0.6376 |
3 | Kota Pekanbaru | 0.6288 |
4 | Kota Kediri | 0.6265 |
5 | Tabanan | 0.6253 |
6 | Semarang | 0.6148 |
7 | Klungkung | 0.6097 |
8 | Kota Salatiga | 0.6091 |
9 | Sragen | 0.6077 |
10 | Karanganyar | 0.6034 |
Sumber: IPKM, Balitbangkes, 2014
Apabila dibandingkan antar kota saja, maka yang terbaik di bidang kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Sepuluh kota terbaik menurut sub-indeks kesehatan reproduksi
No | Kota | Kesehatan Reproduksi |
---|---|---|
1 | Kota Pekanbaru | 0.6288 |
2 | Kota Kediri | 0.6265 |
3 | Kota Salatiga | 0.6091 |
4 | Kota Metro | 0.6017 |
5 | Kota Bukit tinggi | 0.5878 |
6 | Kota Madiun | 0.5850 |
7 | Kota Sawahlunto | 0.5847 |
8 | Kota Cimahi | 0.5834 |
9 | Kota Bandar Lampung | 0.5792 |
10 | Kota Pagar Alam | 0.5755 |
Sumber: IPKM, Balitbangkes, 2014
Untuk kabupaten saja, maka peringkat kesehatan reproduksi terbaik adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Sepuluh kabupaten terbaik menurus sub-indeks kesehatan reproduksi
No | Kabupaten | Kesehatan Reproduksi |
---|---|---|
1 | Gianyar | 0.6977 |
2 | Badung | 0.6376 |
3 | Tabanan | 0.6253 |
4 | Semarang | 0.6148 |
5 | Klungkung | 0.6097 |
6 | Sragen | 0.6077 |
7 | Karanganyar | 0.6034 |
8 | Samosir | 0.6022 |
9 | Nganjuk | 0.5887 |
10 | Bangli | 0.5865 |
Sumber: IPKM, Balitbangkes, 2014